Suara.com - Jangan Pakai Tensi Air Raksa Untuk Cek Tekanan Darah, Ahli Ungkap Sebabnya
Mengukur tekanan darah kini bisa dilakukan siapa saja tidak harus oleh tenaga medis, terutama selama pandemi Covid-19 seperti saat ini.
Pasien hipertensi tetap bisa mengontrol tekanan darah secara rutin dari rumah.
Umumnya alat pengukur tekanan darah ada ada dua jenis, yakni tensimeter dengan air raksa yang mengandung merkuri dan pengukur tekanan darah digital. Namun yang direkomendasikan secara global adalah alat pengukur digital.
"Di Inggris yang saya tahu mereka sudah tidak menganjurkan pengukuran tekanan darah secara merkuri. Karena selain dia jadi limbah, pengukurannya juga menjadi bias. Karena kita masing-masing menggunakan stetoskop. Meski pun memang masih dipakai tapi untuk di rumah, secara global direkomendasikan pakai digital," kata Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah RS MMC Jakarta Rossana barack dalam dialog online perayaan Hari Hipertensi Dunia 2020, Minggu (17/5/2020).
Rossana menjelaskan, penggunaan tensimeter air raksa harus mengetahui denyut nadi pada lengan yang akan diperiksa. Hal itu akan sulit dilakukan oleh orang awam.
Selain itu, hasil pengukuran pada tensimeter tidak bisa menunjukan angka ganjil. Tetap hanya angka berkelipatan 10, sehingga hasilnya kurang akurat.
"Tidak boleh kita sebutkan 135 atau 131, sehingga kalau untuk monitoring kita rekomendasikan menggunakan digital. Ini jauh lebih sensitif dan bisa berikan informasi akurat daripada gunakan stetoskop menggunakan merkuri," katanya.
Rossana menjelaskan, tekanan darah normal maksimal seseorang ada lah 120/80 mmHg. Jika tekanan darah stabil kurang dari angka tersebut dianjurkan cukup cek tekanan darah selama lima tahun sekali.
Baca Juga: Panduan Bikin Kue: Apa Bedanya Mentega, Margarin, Butter, dan Roombutter?
Jika, tekanan darah sama dengan 120/80 mmHg sampai 129/89 mmHg dianjurkan tiga tahun sekali mengukur tekanan darah. Jika tekanan darah 130/85 mmHg - 139/89 mmHg sebaiknya periksa rutin setiap tahun.
Sementara jika tekanan darah melebihi 140/90 mmHg sebaiknya segera lakukan kinsultasi dengan dokter karena telah dikategorikan sebagai hipertensi.
"Jika tensi melebihi 140/90, segera hubungi dokter. Kalau tensi sudah mencapai angka itu akan semakin cepat naiknya. Apalagi hipertensi juga tidak bergejala," kata Rossana.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
-
Penuhi Syarat Jadi Raja, PB XIV Hangabehi Genap Salat Jumat 7 Kali di Masjid Agung
Terkini
-
Gigi Goyang Saat Dewasa? Waspada! Ini Bukan Sekadar Tanda Biasa, Tapi Peringatan Serius dari Tubuh
-
Bali Menguat sebagai Pusat Wellness Asia, Standar Global Kesehatan Kian Jadi Kebutuhan
-
Susu Creamy Ala Hokkaido Tanpa Drama Perut: Solusi Nikmat buat yang Intoleransi Laktosa
-
Tak Melambat di Usia Lanjut, Rahasia The Siu Siu yang Tetap Aktif dan Bergerak
-
Rahasia Sendi Kuat di Usia Muda: Ini Nutrisi Wajib yang Perlu Dikonsumsi Sekarang
-
Ketika Anak Muda Jadi Garda Depan Pencegahan Penyakit Tak Menular
-
GTM pada Anak Tak Boleh Dianggap Sepele, Ini Langkah Orang Tua untuk Membantu Nafsu Makan
-
Waspada! Pria Alami Sperma Kosong hingga Sulit Punya Buat Hati, Dokter Ungkap Sebabnya
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek