Suara.com - Memasak atau membuat kue dapat menjadi alternatif menyenangkan untuk mengisi waktu luang. Di sisi lain, dua aktivitas itu mampu mengatasi perasaan sedih maupun stres menjadi lebih baik.
Namun sebenarnya ada penjelasan ilmiah mengapa tugas-tugas kreatif seperti membuat kue dapat membuat orang merasa lebih baik. Demikian dilansir dari Smithsonian Magazine.
Menurut sebuah studi baru, sedikit kreativitas setiap hari dapat memberikan jalan panjang menuju kebahagiaan dan kepuasan dalam hiruk pikuk kehidupan sehari-hari.
Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Positive Psychology, menunjukkan bahwa orang yang sering mengambil giliran di, proyek-proyek kreatif kecil melaporkan merasa lebih santai dan lebih bahagia dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Para peneliti mengikuti 658 orang selama sekitar dua minggu dan menemukan bahwa melakukan hal-hal kecil sehari-hari seperti memasak dan membuat kue membuat kelompok merasa lebih antusias tentang pengejaran mereka pada hari berikutnya.
"Ada pengakuan yang berkembang dalam penelitian psikologi bahwa kreativitas dikaitkan dengan fungsi emosional," Tamlin Conner, seorang psikolog dengan University of Otago di Selandia Baru dan penulis utama studi tersebut mengatakan kepada Tom Ough untuk The Telegraph.
"Namun, sebagian besar pekerjaan ini berfokus pada bagaimana emosi bermanfaat atau menghambat kreativitas, bukan apakah kreativitas bermanfaat atau menghambat kesejahteraan emosional."
Dengan mengikuti buku harian terperinci yang disimpan oleh subjek penelitian, Connor menemukan bahwa selain merasa lebih bahagia, orang-orang yang bekerja di proyek kecil yang kreatif setiap hari juga merasa mereka "berkembang".
Itu bisa berarti bahwa perasaan baik yang datang dengan menarik sepotong roti yang baru dipanggang keluar dari oven dapat terbawa ke hari berikutnya. Ini membuat tukang roti itu lebih mungkin untuk melanjutkan tindakan kecil mereka dalam memasak kreatif, Ough menulis.
Baca Juga: Tes Kepribadian: Apa yang Pertama Dilihat? Ungkap Penghambat Kebahagiaanmu
Ini bukan pertama kalinya para peneliti mengambil garis yang menghubungkan membuat makanan dengan perasaan positif. Dalam beberapa tahun terakhir, psikolog telah mulai menghabiskan lebih banyak waktu mengeksplorasi memasak dan membuat kue sebagai alat terapi untuk membantu orang berurusan dengan hal-hal seperti depresi dan kecemasan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
-
Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
-
Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
-
Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
-
Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara