Suara.com - Jangan Anggap Sepele, Ini 4 Sebab Gangguan Kesuburan pada Perempuan
Gangguan kesuburan bisa terjadi baik pada lelaki maupun perempuan. Jika tak segera ditangani, gangguan kesuburan bisa menyebabkan pasangan suami-istri kesulitan memiliki anak.
Oleh karena itu, mengenal penyebab gangguan kesuburan sangat penting.
Mengutip Live Instagram dr Yassin Yanuar Mohammad, SpOg-KFER, MSc, dari RS Pondok Indah Jakarta pada Senin (18/5/2020), ada beberapa penyebab gangguan kesuburan pada perempuan atau wanita, antara lain:
1. Gangguan Telur atau Ovulasi
Sekitar 40 persen gangguan kesuburan pada perempuan disebabkan oleh gangguan elur atau ovulasi, misalnya sindrom polikistik ovarium (PCOS). Namun tak semua gangguan ovulasi adalah PCOS.
Gangguan telur berarti tidak matangnya telur sehingga mengganggu proses pembuahan. Salah satu tandanya adalah haid yang datang terlambat, terjadi lebih dari setiap 5 minggu.
"Pada saat kalian mengalami gangguan haid, misalnya haid terlambat, jangan didiamkan. Sebaiknya diperiksa segera ke dokter kandungan," ujar dr Yassin.
Biasanya pasien yang mengalami gangguan ini akan diberikan obat-obatan yang memicu pematangan sel telur. Obat ini bisa disuntikkan atau diminum.
Baca Juga: Kabar Baik! 4 Anti Virus Corona Buatan Indonesia Dipatenkan
2. Gangguan Saluran Telur
Penyebab kedua adalah gangguan rongga panggul atau sumbatan pada saluran telur. Untuk gangguan ini, dapat diperiksakan melalui HSG atau Histerosalpingografi dengan menyuntikkan cairan ke dalam rahim, lalu dipindai.
Pemeriksaan saluran telur juga perlu dilakukan. Gangguan ini lebih sering disebabkan oleh infeksi, terutama infeksi bakteri klamidia yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual.
Infeksi klamidia ini tidak bergejala, minimal hanya keputihan, namun infeksi ini menyebabkan kerusakan di saluran telur dengan menyumbatnya atau meregangkannya.
"Dia menyebabkan si saluran telur tidak bisa berfungsi, salurannya bengkak berisi cairan toksin yang merusak sel telur, sperma, embrio, dinding rahim," jelas dr Yassin.
Endometriosis atau kista cokelat menyebabkan gangguan kesuburan sebanyak 30-50 persen.
Penyakit ini akan mengganggu saluran telur, menyebabkan keluhan haid berlebihan yang sampai menggangu aktivitas.
Selanjutnya: Gangguan Rahim ...
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda