Suara.com - Marak Pelanggaran PSBB, New Normal Indonesia Bisa Gagal Diterapkan
Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan mengeluarkan sejumlah aturan new normal Indonesia di tengah pandemi virus Corona Covid-19 yang menghantam dunia.
Melalui Keputusan Menteri Kesehatan No. HK.01.07/MENKES/328/2020 tentang Panduan Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 di Tempat Kerja Perkantoran dan Industri dalam Mendukung Keberlangsungan Usaha pada Situasi Pandemi, pemerintah membolehkan dunia usaha kembali berjalan dengan mengikuti protokol-protokol kesehatan.
Protokol tersebut antara lain membentuk Tim Penanganan Covid-19 di lingkungan kerja, tidak memperlakukan kasus positif sebagai stigma, hingga pengaturan bekerja dari rumah (work from home).
Namun menurut psikiater dr. Andri, Sp.KJ, FAPM, dari Klinik Psikosomatik, RS Omni Alam Sutera, penerapan new normal Indonesia yang dicanangkan pemerintah bisa saja gagal, mengingat masih tingginya pelanggaran PSBB yang dilakukan masyarakat.
Masih tingginya kasus pelanggaran PSBB menandakan masyakat belum sukses menjalani terapi perilaku, yang menurut dr. Andri merupakan suatu keharusan jika ingin new normal diterapkan secara sukses.
"Hal yang saya khawatirkan dan sepertinya akan terjadi adalah ketika terjadi relaksasi PSBB maka 'New Normal' yang diharapkan oleh pemerintah tidak akan tercapai karena masyarakat belum berubah perilakunya, apalagi kognitifnya berkaitan dengan pandemi," ungkapnya, dalam keterangan kepada wartawan, Senin (25/5/2020).
Jika peraturan PSBB saja bisa dilanggar, maka perilaku new normal di Indonesia seperti menggunakan masker ketika bepergian keluar rumah, menjaga jarak di tempat umu, hingga mencuci tangan menggunakan sabun sangat mungkin tidak dilakukan.
"Masyarakat akan menganggap pandemi sudah berlalu dan kita kembali seperti semula. Padahal kalau melihat grafik penambahan kasus sendiri di Indonesia sepertinya belum mengalami stagnasi tetapi cenderung terus bertambah," terang pemilik akun Twitter @Mbahndi ini.
Baca Juga: DPR Minta Tak Ada 'New Normal' Untuk Rumah Ibadah di Zona Merah
dr Andri juga berpesan agar tidak meremehkan pandemi virus Corona yang saat ini menyerang seluruh dunia.
"Walaupun dari yang terinfeksi hanya 5% yang akan menjadi parah dan memerlukan perawatan intensif, namun jika yang terinfeksi jutaan manusia maka kita akan sangat kewalahan atau bahkan tidak sanggup merawat 5% orang-orang tersebut di rumah sakit-rumah sakit yang kita miliki karena kekurangan alat kesehatan dan ruangan yang baik," urainya.
Dampak jangka panjang lainnya adalah akses perawatan kesehatan yang makin sulit, karena seluruh sumber daya rumah sakit digunakan untuk megatasi pasien Covid-19.
"Hal ini juga akan membuat penderita penyakit lain juga kesulitan untuk bisa berobat ke rumah sakit karena khawatir tertular karena mereka sendiri rentan," tutupnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 5 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Kolagen untuk Hilangkan Kerutan, Murah Meriah Mudah Ditemukan
- 6 Hybrid Sunscreen untuk Mengatasi Flek Hitam di Usia Matang 40 Tahun
- Patrick Kluivert Dipecat, 4 Pelatih Cocok Jadi Pengganti Jika Itu Terjadi
Pilihan
-
Gaji Program Magang Nasional Dijamin Tak Telat, Langsung Dibayar dari APBN
-
Emas Terbang Tinggi! Harga Antam Tembus Rp 2.596.000, Cetak Rekor di Pegadaian
-
Bikin Geger! Gunung Lawu Dilelang jadi Proyek Geothermal, ESDM: Sudah Kami Keluarkan!
-
Uang MBG Rp100 T Belum Cair, Tapi Sudah Dibalikin!, Menkeu Purbaya Bingung
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Kamera Terbaik Oktober 2025
Terkini
-
Peer Parenting: Rahasia Ibu Modern Membangun Generasi Luar Biasa
-
Rahmad Setiabudi Jadi Pelari Indonesia Tercepat di Chicago Marathon 2025
-
Kenapa Anak Muda Sekarang Banyak Terserang Vertigo? Ini Kata Dokter
-
Tips Edukasi Kesehatan Reproduksi dan Menstruasi untuk Remaja Sehat dan Percaya Diri
-
Lagi Stres Kok Jadi Makan Berlebihan? Ini Penjelasan Psikolog Klinis
-
Otak Ternyata Bisa Meniru Emosi Orang, Hati-hati Anxiety Bisa Menular
-
National Hospital Surabaya Buktikan Masa Depan Medis Ada di Tangan AI!
-
Inovasi Bedah Robotik Pertama di Indonesia: Angkat Kanker Payudara Tanpa Hilangkan Bentuk Alami
-
Riset Ungkap Rahasia Bahagia: Bergerak 15 Menit Setiap Hari Bikin Mental Lebih Sehat
-
Mengembalikan Filosofi Pilates sebagai Olahraga yang Menyatukan Gerak, Napas, dan Ketenangan