Suara.com - Simak! Cara Kerja Terapi Plasma Konvalesen untuk Pengobatan Pasien Covid-19
Terapi Plasma Konvalesen kini menjadi salah satu metode pengobatan virus Corona Covid-19 yang dilakukan di Indonesia. Bagaimana cara kerjanya?
Dr. dr. Theresia Monica Rahardjo, Sp.An, KIC, M.SI, yang menjadi inisiator penerapan Terapi Plasma Konvalesen, menjelaskan secara singkat bagaimana Terapi Plasma Konvalesen bekerja.
Menurut Dr. Theresia, TPK merupakan cara terapi yang sudah lama ditemukan dan bermanfaat dalam penanggulangan berbagai penyakit virus tetapi tidak begitu terdengar gaungnya karena tertutup oleh obat dan vaksin.
Terapi Plasma Konvalesen dilakukan dengan mengambil plasma darah pasien Covid-19 yang sudah sembuh dan memiliki antibodi.
Plasma darah ini lalu dimasukkan ke dalam tubuh pasien Covid-19 yang masih menjalani perawatan, dengan harapan antibodi dapat menangkal virus menginfeksi anggota tubuh lainnya.
Terapi Plasma Konvalesen ini pernah diterapkan untuk mengatasi wabah SARS, Ebola, H1N1 dan MERS, hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa TPK pada penyakit-penyakit tersebut memberikan hasil yang cukup baik terutama bagi pasien dengan gejala berat sampai kritis.
"Bila diterapkan secara baik dan benar, maka TPK, yang merupakan vaksinasi pasif, dapat berperan sebagai cara pengobatan dan pencegahan. Penerapan TPK yang tepat dapat menurunkan angka mortalitas secara bermakna bahkan dapat digunakan sebagai sarana proteksi sampai vaksinasi aktif ada dan dapat digunakan," jelas Dr. Theresia.
Berdasarkan buku Penatalaksanaan Terapi Plasma Konvalesen Bagi Pasien Covid-19 di Indonesia yang diluncurkan pada 6 April 2020, TPK telah digunakan di rumah sakit-rumah sakit rujukan pemerintah dan swasta di seluruh Indonesia.
Baca Juga: Lawan Corona, Tom Hanks Kembali Donasikan Plasma Darah
Hal ini tak lepas dari peran Siloam Hospital Village sebagai rumah sakit swasta pertama yang merencanakan Terapi Plasma Konvalesen secara luas untuk pengobatan Covid-19.
Atas usahanya, Dr. Theresia mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI), yang secara seremonial dilakukan panitia MURI dalam program online talkshow pada 2 Juni 2020.
Dr. Theresia sangat berharap buku perdana Penatalaksanaan Terapi Plasma Konvalen yang disusun bersama tim dari berbagai disiplin ilmu ini dapat bermanfaat sebagai buku pedoman dan acuan bagi setiap pusat pendidikan dan pelayanan kesehatan di Indonesia dalam melaksanakan terapi plasma konvalesen sehingga dapat berkontribusi dalam penurunan angka morbiditas dan mortalitas pada pasien COVID-19.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja