Suara.com - Hipertensi menjadi penyakit yang cukup umum dan terkait dengan gaya hidup. Sehingga pola makan sehat bisa berpengaruh menurunkan risiko tekanan darah tinggi, salah satunya dengan mengonsumsi seledri.
Dilansir dari Express, penelitian menunjukkan bahwa mengudap seledri dapat membantu melawan tekanan darah tinggi.
Hasil penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Natural menemukan bahwa mengonsumsi ekstrak biji seledri menurunkan tingkat tekanan darah pada pasien yang mengalami peningkatan ringan hingga sedang.
Cleveland Clinic, sebuah pusat medis akademik nirlaba menjelaskan seledri mengandung phytochemical (senyawa yang diproduksi oleh tanaman) yang disebut phthalides.
Sebagai ekstrak, kandungan tersebut disebut NBP dan bisa melemaskan jaringan dinding arteri untuk meningkatkan aliran darah dan mengurangi tekanan darah.
Namun, batang utuh seledri memberikan manfaat lebih dari biji seledri.
"Kandungan garam tangkai seledri rendah dan Anda juga mendapatkan serat, magnesium, dan kalium untuk membantu mengatur tekanan darah Anda juga," kata Cleveland Clinic.
Menurut American Heart Association (AHA), makanan yang kaya kalium sangat penting dalam mengelola tekanan darah tinggi karena kalium mengurangi efek natrium.
Sodium, yang ditemukan dalam garam, meningkatkan tekanan darah namun dengan konsumsi banyak kalium, maka semakin banyak natrium yang hilang melalui urin.
Baca Juga: Bank BRI Beri Pendampingan bagi Pelaku UKM di Tanah Air
"Kalium juga membantu meredakan ketegangan di dinding pembuluh darah Anda, yang membantu menurunkan tekanan darah lebih lanjut," jelas AHA.
Aktif dan berolahraga secara teratur juga menurunkan tekanan darah dengan menjaga jantung dan pembuluh darah Anda dalam kondisi baik.
"Olahraga teratur juga dapat membantu Anda menurunkan berat badan, yang juga akan membantu menurunkan tekanan darah Anda," catat NHS.
Dipaparkan oleh Ketua Perhimpunan Dokter Hipertensi, dr. Tunggul D Situmorang, SpPD-KGH, FINASIM, tiap tahunnya di seluruh dunia tercatat ada hampir 9,5 juta kasus hipertensi.
Menurutnya, jumlah ini adalah bahaya yang begitu besar.
"Coba kita bayangkan, hipertensi hampir 9,5 juta per tahun (di seluruh dunia). Bahaya yang begitu besar yang kita anggap, bahkan kita tidak anggap mungkin. (Hipertensi) ini berjalan terus, meningkat terus," kata dr Tunggul saat ditemui di Kantor Sekretariat InaSH, Jakarta Selatan, Kamis (20/2/2020).
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda