Suara.com - Pandemi virus corona bisa meningkatkan risiko kanker serviks. Hal tersebut disebabkan karena efek minimnya tes smear atau skrining kanker serviks yang seharusnya dilakakan oleh perempuan.
Dilansir dari The Sun, penelitian baru Jo's Cervical Cancer Trust memperkirakan satu juta perempuan di seluruh Inggris tidak bisa mendapatkan janji tes darah sejak pandemi.
Program tes untuk kesehatan perempuan itu juga telah dihentikan sementara di Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara. Sementara di Inggris banyak praktik dokter umum telah menghentikan atau mengurangi jumlah janji temu.
Jo's Cervical Cancer Trust mengatakan saluran bantuannya telah melihat tingkat kecemasan dan kebingungan yang meningkat pada skrining kanker serviks sejak pandemi dimulai.
Lebih dari sepertiga perempuan mengatakan mereka tidak yakin pergi ke dokter umum untuk melakukan skrining kanker serviks.
“Skrining kanker serviks tidak mudah dilakukan ditambah kita harus berusaha mencegah virus corona yang membuatnya semakin sulit. Kami ingin setiap wanita memiliki informasi dan dukungan yang mereka butuhkan agar dapat membuat keputusan tentang kesehatan mereka," kata Robert Music, kepala eksekutif di Jo's Cervical Cancer Trust.
"Ini termasuk memahami tindakan yang dilakukan dokter umum untuk menjaga pasien tetap aman," tambahya.
Kanker serviks sendiri adalah salah satu bentuk penyakit yang lebih mematikan jika tidak diobati.
Apabila terdeteksi di tahap awal, Anda mungkin punya peluang tinggi untuk selamat. Tetapi didiagnosis pada stadium 4, maka hanya memiliki peluang 5 persen untuk bertahan hidup lima tahun atau lebih.
Baca Juga: Waspada! Pembengkakan di Wajah Bisa Jadi Tanda Kanker Paru-Paru
"Itulah mengapa sangat penting bagi Anda untuk mengetahui perubahan apa yang harus diwaspadai dan diuji secepatnya," kata pihak Jo's Cervical Cancer Trust.
Menurut Jo's Cervical Cancer Trust, ada sekitar 3.000 perempuan didiagnosis menderita kanker serviks setiap tahun di Inggris.
Selama dekade terakhir, sepertiga perempuan di Inggris mempertaruhkan hidup mereka karena melewatkan tes smear mereka.
Jo's Trust meluncurkan kampenye #CheersForSmears, sebuah kampanye yang bertujuan untuk memastikan para perempuan melakukan tes smear.
Jumlah yang diperkirakan akan meningkat sekitar 40 persen dalam 20 tahun dan satu dari tiga perempuan bisa meninggal karenanya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda