Suara.com - Obat antiretroviral atau yang dikenal ARV adalah obat anti virus HIV yang bisa menekan agar virus tidak semakin menyebar di dalam tubuh. Obat ini harus diminum para ODHA, atau orang dengan HIV/AIDS, setiap hari agar virus terkontrol.
Tapi sebuah temuan mendapati virus HIV ternyata bisa berlindung di otak meskipun diberi ARV sekalipun. Virus ini akan kembali menginfeksi saat pemberian ARV dihentikan. Ini terbukti berdasarkan pengujian pada tikus dan jaringan manusia.
Mengutip Live Science, Selasa (16/6/2020), penelitian yang diterbitkan pada 11 Juni dalam jurnal PLOS Pathogens ini menunjukkan sel otak yang disebut astrosit jadi salah satu tempat bersembunyi virus HIV.
Astrosir sendiri adalah sel yang membentuk 60 persen dari total sel otak manusia. Menurut laporan penelitian, pada orang yang terinfeksi HIV, peneliti memperkirakan 1 hingga 3 persen sel ini bisa melindungi HIV.
"Bahkan 1 persen bisa menjadi sangat signifikan sebagai reservoir, sebagai tempat perlindungan virus," kata peneliti Lena Al-Harthi, Profesor Ketua Departemen Patologi Mikro dan Kekebalan Rush University Medical Center, Chicago.
"Jika kita berusaha mencoba menemukan obat HIV, Anda tidak bisa mengabaikan peran otak sebagai reservoir," lanjutnya.
Kesimpulan penelitian diambil setelah para peneliti menyuntikkan sel manusia ke model tikus yang terpapar HIV, serta pemeriksaan jaringan otak manusia postmortem. Di percobaan kedua diketahui tentang peran astrosir dalam infeksi HIV.
"Hewan sebagai model bisa memberikan sedikit informasi, meski bukan manusia, tetapi mereka memberikan informasi," kata Dr. Lidhomwa Ndhlovu, Profesor Imunologi Kedokteran Weill Cornell Medicine.
"Kita perlu mencari cara untuk menghilangkan virus dari kompartemen ini, untuk menyusun obat yang efektif," terangnya.
Baca Juga: Studi: Virus Corona Menyerang Kekebalan Tubuh dengan Cara Mirip HIV
Sementara itu, HIV yang tidak diobati dapat menyebabkan AIDS, melumpuhkan sistem kekebalan tubuh, dan membuat tubuh rentan terkena penyakit yang bisa mengancam jiwa.
Tapi kombinasi obat ARV dapat secara signifikan menurunkan konsentrasi virus dalam tubuh, sampai di mana titik patogen bisa menjadi tidak terdeteksi, gejala menghilang, dan tidak lagi menularkan pada orang lain.
Tapi ARV harus diminum setiap hari dan jika pengobatan dihentikan, virus bisa muncul kembali ke tempat-tempat yang tersembunyi di dalam tubuh.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Jangan Tunggu Dewasa, Ajak Anak Pahami Aturan Lalu Lintas Sejak Sekarang!
-
Menjaga Kemurnian Air di Rumah, Kunci Hidup Sehat yang Sering Terlupa
-
Timbangan Bukan Segalanya: Rahasia di Balik Tubuh Bugar Tanpa Obsesi Angka
-
Terobosan Baru Atasi Kebutaan: Obat Faricimab Kurangi Suntikan Mata Hingga 75%!
-
5 Pilihan Obat Batu Ginjal Berbahan Herbal, Aman untuk Kesehatan Ginjal dan Ampuh
-
Catat Prestasi, Tiga Tahun Beruntun REJURAN Indonesia Jadi Top Global Distributor
-
Mengenal UKA, Solusi Canggih Atasi Nyeri Lutut dengan Luka Minimal
-
Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya