Suara.com - Gastroesophageal Reflux Disease atau GERD adalah salah satu penyakit gangguan pencernaan yang dikenal juga dengan penyakit asam lambung. Seseorang yang menderita GERD biasanya akan memiliki masalah lambung berulang dalam jangka panjang.
Lalu, pertanyaannya bisakah GERD ini disembuhkan? Jawabannya adalah bisa.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam RS Eka Hospital Cibubur Annisa Maloveny, SpPD mengatakan 70 hingga 80 persen penyakit GERD bisa disembuhkan.
Hal ini bergantung pada latar belakang seseorang memiliki GERD.
"Tergantung penyebabnya, karena faktor pola makan kurang baik, maka disarankan tidak makan sebelum tidur dan posisi yang baik saat makan tidak tiduran, berhenti merokok atau diet," ujar Dr. Annisa, Senin (22/6/2020).
Ia mengatakan GERD terjadi karena adanya katup di lambung yang tidak bekerja dengan baik, sehingga asam lambung keluar dan naik hingga ke tenggorokan.
Maka solusinya adalah dokter memperbaiki katup agar kembali berfungsi dengan baik.
Ada beragam pengobatan GERD berdasarkan penyebab sakit, Misalnya karena pola makan, maka pasien diberikan aturan makan yang benar. Jika terjadi karena hormon, maka pasien akan diberi terapi hormon agar terkontrol.
Selain itu, Annisa juga mengatakan ada obat yang bisa merangsang dan mengencangkan kembali katup tersebut.
Baca Juga: Pelatih Bayern Munich Dukung Lewandowski Patahkan Rekor Gerd Muller
"Nomor satu adalah pola makan dan jenis makanan, dan perilaku hidup sehat, GERD ada yang terkait acid atau asam lambung, ketika diperbaiki tidak terlalu asam, yang bisa menurunkan asam lambung, ada obat lain juga untuk mengencangkan tekanan katupnya," ungkapnya.
Alasan mengapa serangan GERD kerap seperti serangan jantung dan menimbulkan sakit tenggorokan hingga tercekat adalah karena asam lambung yang naik dapat mengikis dan mengiritasi dinding pelapis kerongkongan.
Alhasill, timbulah sensasi nyeri, panas, dan seolah terbakar di ulu hati serta tenggorokan (heartburn), dan rasa asam di mulut.
Oleh karenanya, para penderita GERD disarankan tidak makan banyak dalam waktu bersamaan. Saat banyak makan, lambung akan merasa kadar asam tidak cukup untuk mengolah makanan, sehingga asam lambung kembali diproduksi secara berlebih hingga kembali naik ke kerongkongan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar