Suara.com - Rumah Sakit Ramathibodi di Thailand mengumumkan kasus transplantasi stem cell pertama yang berhasil di dunia. Kasus ini melibatkan seorang pasien muda dengan virus corona Covid-19 yang menyumbangkan sumsum tulangnya untuk kakak perempuannya.
Prof Dr Suradet Hongeng, seorang ahli dalam transplantasi sel induk (stem cell) di departemen pediatri dari fakultas kedokteran Rumah Sakit Ramathibodi, mengumumkan keberhasilannya tersebut di depan awak media.
Suradet Hongeng mengatakan prosedur transplantasi stem cell itu dilakukan pada April 2020 lalu. Seorang anak laki-laki usia 6 tahun, Jio Boonklomjit menyumbangkan sel-sel batang sumsum tulang untuk menyelamatkan kakak perempuannya.
Kakak perempuan Jio berusia 7 tahun, Jintanakan yang juga dikenal sebagai Jean, yang terlahir dengan thalassemia.
"Kasus ini sangat menantang dan rumit. Tepat di hari kami harus mengambil sel induk dari Jio, kami menemukan dia terinfeksi virus corona Covid-19. Kondisi itu menempatkan Jio menjadi pasien pada kasus lain," kata Suradet Hongeng dikutip dari Bangkok Post.
Selain itu, kedua pasien yang menjalani prosedur transplantasi stem cell juga sangat muda, yakni 5 tahun dan 7 tahun. Karena itu, tim media sangat berhati-hati dalam melakukannya.
Suradet mengatakan prosedur pengumpulan sel induk dari sumsum tulang Jio diselimuti risiko besar, termasuk risiko memiliki sel induk yang terinfeksi virus corona Covid-19.
Prosedur transplantasi stem cell ini juga meningkat karena Jio harus menjalani karantina. Selain itu, keamanan tenaga medis yang bertugas juga terancam selama operasi.
"Kasus ini pertama terjadi di dunia ketika kondisi mendesak tenaga medis untuk mengumpulkan sel induk dari pasien virus corona Covid-19 untuk transplantasi stem cell," jelasnya.
Baca Juga: Tanda Diabetes Saat Dewasa Bisa Dilihat Saat Usia 8 Tahun, Apa Cirinya?
Terlepas dari risikonya terinfeksi Covid-19, dokter juga harus berpacu melawan waktu. Karena, Jean memiliki kekebalan tubuh rendah akibat kemoterapi. Sehingga proses transplantasi sel induk bisa menempatkannya pada bahaya besar bila terlalu lama.
Proses transplantasi stem cell ini pun dilakukan oleh Assoc Prof Dr Usanarat Anurathapan, dari divisi hematologi dan onkologi dari departemen pediatri di fakultas kedokteran Rumah Sakit Ramathibodi, Universitas Mahidol.
"Tidak mudah untuk menemukan donor sel punca lain untuk Jean. Karena, jarang sekali menemukan sel punca yang kompatibel dari pendonor yang tidak memiliki hubungan genetik. Jika bisa, kemungkinannya hanya 1 dalam 20 ribu hingga 50 ribu dan cara itu membutuhkan waktu lebih lama," jelas Dr Usanarat.
Di sisi lain, modifikasi genetik juga tidak mungkin. Karena itu, satu-satunya harapan adalah sel induk dari Jio. Dokter sangat hati-hati dalam mempertimbangkan kasus ini sampai mereka yakin bahwa peluang keberhasilannya lebih besar daripada risiko.
"Beruntungnya, proses transplantasi stem cell Jean dari pasien yang terinfeksi virus corona Covid-19 berhasil. Keberhasilan ini membawa sukacita karena menyelamatkan hidupnya, tapi ini juga menjadi tonggak sejarah lain," ujarnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Viral Murid SD Kompak Tolak Makan Gratis, Anak-Anak Jujur Masalahnya di Menu?
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas
-
Resistensi Antimikroba Ancam Pasien, Penggunaan Antibiotik Harus Lebih Cerdas
-
Ini Alasan Kenapa Donor Darah Tetap Relevan di Era Modern