Suara.com - Pandemi Covid-19 yang tak berkesudahan memaksa negara Afrika Selatan kembali menerapkan jam malam dan melarang penjualan minuman alkohol.
Itu dilakukan guna menurunkan tekanan yang dialami rumah sakit di sana akibat tingginya angka infeksi Covid-19, dan pada waktu yang sama, angka kecelakaan akibat alkohol.
Dikutip Suara.com dari Antara, Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa pada Minggu (12/7) dikatakan telah memberlakukan karantina wilayah yang sangat ketat pada Maret 2020 lalu,
Karena dianggap berhasil memperlambat gelombang penularan Covid-19, Afrika Selatan memutuskan untuk melakukan pelonggaran karantina wilayah karena merasa khawatir akan dampak pada perekonomian.
Namun nyatanya kini angka infeksi terus bertambah. Bahkan Afrika Selatan adalah negara dengan jumlah pengidap virus corona Covid-19 terbanyak di Afrika dan saat ini mencatat rekor keempat di dunia dalam angka kasus tambahan harian.
Dalam pidato yang ia sampaikan di televisi, Ramaphosa mengatakan negara yang dipimpinnya itu tidak bisa membiarkan rumah-rumah sakit dan klinik kesehatan dibebani dengan kasus-kasus kecelakaan yang berkaitan dengan konsumsi alkohol.
"Perjuangan ini untuk menyelamatkan setiap nyawa, dan kita perlu memastikan ketersediaan setiap tempat tidur. Badan virus corona jauh lebih bengis dan menghancurkan daripada yang kita ketahui selama ini."
Jam malam akan diterapkan dari pukul 21.00 hingga 04.00 dan mulai berlaku pada Senin. Pengecualian akan diberikan pada warga yang harus pergi bekerja dan memerlukan bantuan medis.
Aturan penggunaan masker akan diperketat dan negara itu akan tetap berada pada tingkat ketiga --dari lima level-- menyangkut sistem kewaspadaan virus corona.
Baca Juga: Bill Gates Peringatkan Obat Covid-19 Jangan untuk Penawar Tertinggi
Kunjungan keluarga dan kegiatan kemasyarakatan tetap dilarang.
Ramaphosa mengatakan gambaran yang ada saat ini menunjukkan bahwa beberapa provinsi akan mencapai puncak infeksi Covid-19 pada akhir Juli atau akhir September.
Ia mengatakan para pakar telah mengungkapkan pola-pola, yang memperkirakan bahwa akhir tahun ini akan terjadi 40.000 hingga 50.000 kematian akibat virus corona Covid-19.
"Kita harus menempatkan masalah ini sebagai tugas utama yang paling penting agar dapat membuktikan bahwa perkiraan itu salah."
Kementerian Kesehatan Afsel pada Minggu melaporkan 12.058 kasus baru Covid-19 sehingga secara keseluruhan jumlahnya tercatat 276.242. Sementara itu, jumlah kematian bertambah sebanyak 108 menjadi 4.079
Berita Terkait
Terpopuler
- Penampakan Rumah Denada yang Mau Dijual, Lokasi Strategis tapi Kondisinya Jadi Perbincangan
- Belajar dari Tragedi Bulan Madu Berujung Maut, Kenali 6 Penyebab Water Heater Rusak dan Bocor
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 4 Mobil Listrik Termurah di Indonesia per Oktober 2025: Mulai Rp180 Jutaan
Pilihan
-
6 Fakta Isu Presiden Prabowo Berkunjung ke Israel
-
Harga Emas Antam Hari Ini Cetak Rekor Tertinggi Pegadaian, Tembus Rp 2.565.000
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Tokoh Nasional dan Kader Partai Lain Dikabarkan Gabung PSI, Jokowi: Melihat Masa Depan
-
Proyek Rp65 Triliun Aguan Mendadak Kehilangan Status Strategis, Saham PANI Anjlok 1.100 Poin
Terkini
-
Tips Edukasi Kesehatan Reproduksi dan Menstruasi untuk Remaja Sehat dan Percaya Diri
-
Lagi Stres Kok Jadi Makan Berlebihan? Ini Penjelasan Psikolog Klinis
-
Otak Ternyata Bisa Meniru Emosi Orang, Hati-hati Anxiety Bisa Menular
-
National Hospital Surabaya Buktikan Masa Depan Medis Ada di Tangan AI!
-
Inovasi Bedah Robotik Pertama di Indonesia: Angkat Kanker Payudara Tanpa Hilangkan Bentuk Alami
-
Riset Ungkap Rahasia Bahagia: Bergerak 15 Menit Setiap Hari Bikin Mental Lebih Sehat
-
Mengembalikan Filosofi Pilates sebagai Olahraga yang Menyatukan Gerak, Napas, dan Ketenangan
-
Perawatan Mata Modern di Tengah Maraknya Gangguan Penglihatan
-
Terungkap! Ini Rahasia Otak Tetap Prima, Meski di Usia Lanjut
-
Biar Anak Tumbuh Sehat dan Kuat, Imunisasi Dasar Jangan Terlewat