Suara.com - Update Covid-19 global hari ini, Rabu (15/7/2020) pukul 08.20, angka kasus positif mencapai 13.454.727, bertambah 216.806 orang selama 24 jam.
Dikutip dari situs worldometers.info, angka kematian akibat virus corona juga bertambah 5.346 orang, sehingga total menjadi 581.122. Begitu pula orang yang sembuh telah mencapai 7.846.586 orang.
Benua Amerika telah menjadi pusat pandemi saat ini. Angka pertambahan kasus Covid-19 terus meningkat di tengah ketegangan antara pakar kesehatan dan Presiden Donald Trump.
Negeri paman Sam itu telah memiliki 3.545.077 kasus positif dan 139.143 kematian. Penambahan kasus positif mencapai di atas 65 ribu dalam satu hari.
China yang menjadi negara awal Covid-19 terus menekan jumlah kasus, dan hingga saat ini yang terkonfirmasi adalah sebanyak 83.611 dengan angka kematian 4.634 orang.
Dilansir dari BBC, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa pandemi virus corona bisa semakin buruk jika pemerintah gagal mengambil tindakan yang lebih tegas.
Direktur Jenderal WHO Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus menilai terlalu banyak negara menerapkan cara yang salah dalam mengatasi pandemi.
"Kasus meningkat di mana-mana jadi bukti langkah-langkah (pencegahan) tidak diadopsi atau diikuti," kata Tedros.
Dr. Tedros mengatakan langkah-langkah seperti menjaga jarak sosial, mencuci tangan, dan mengenakan masker dalam situasi yang tepat perlu ditanggapi dengan serius. Ia juga memperingatkan bahwa tidak akan ada lagi yang kembali ke normal lama di masa mendatang.
Baca Juga: Taman Nasional di Israel Sarankan Peluk Pohon Selama Pandemi Covid-19
"Jika dasar-dasarnya tidak diikuti, hanya ada satu cara pandemi ini akan berlangsung. Ini akan menjadi lebih buruk dan lebih buruk dan lebih buruk," kata Dr. Tedros.
Dr. Mike Ryan, direktur kedaruratan WHO, mengatakan pelonggaran penguncian jadi penyebab penularan semakin intens, itu pula yang terjadi di Amerika.
Dr. Ryan mengatakan penutupan wilayah besar memang akan memiliki konsekuensi ekonomi yang besar. Tetapi juga penguncian lokal di tempat-tempat tertentu mungkin diperlukan untuk mengurangi penyebaran virus.
"Kita perlu belajar untuk hidup dengan virus ini," kata Dr. Ryan.
Ia memperingatkan bahwa harapan virus dapat diberantas atau vaksin dapat siap dalam beberapa bulan adalah pikiran tidak realistis.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
Terkini
-
Pakar Ungkap Cara Memilih Popok Bayi yang Sesuai dengan Fase Pertumbuhannya
-
Waspada Super Flu Subclade K, Siapa Kelompok Paling Rentan? Ini Kata Ahli
-
Asam Urat Bisa Datang Diam-Diam, Ini Manfaat Susu Kambing Etawa untuk Pencegahan
-
Kesehatan Gigi Keluarga, Investasi Kecil dengan Dampak Besar
-
Fakta Super Flu, Dipicu Virus Influenza A H3N2 'Meledak' Jangkit Jutaan Orang
-
Gigi Goyang Saat Dewasa? Waspada! Ini Bukan Sekadar Tanda Biasa, Tapi Peringatan Serius dari Tubuh
-
Bali Menguat sebagai Pusat Wellness Asia, Standar Global Kesehatan Kian Jadi Kebutuhan
-
Susu Creamy Ala Hokkaido Tanpa Drama Perut: Solusi Nikmat buat yang Intoleransi Laktosa
-
Tak Melambat di Usia Lanjut, Rahasia The Siu Siu yang Tetap Aktif dan Bergerak
-
Rahasia Sendi Kuat di Usia Muda: Ini Nutrisi Wajib yang Perlu Dikonsumsi Sekarang