Suara.com - Anak-anak telah terbukti lebih tangguh terhadap Covid-19, penyakit yang disebabkan oleh SARS-CoV-2. Kini penelitian yang muncul telah menjelaskan mengapa hal ini terjadi.
Dari banyak antara penelitian yang sedang berlangsung, sebuah studi menemukan perbedaan antara fisiologi paru-paru dan fungsi kekebalan tubuh anak-anak dan orang dewasa.
Studi ini dilakukan oleh para peneliti dari Pusat Ilmu Kesehatan Universitas Texas di Houston (UTHealth) dan Baylor College of Medicine, dan diterbitkan dalam jurnal American Journal of Physiology-Lung Cellular and Molecular Physiology.
Temuan ini dihasilkan dari kolaborasi antara dokter anak dan dewasa, serta para ahli dalam bedah anak, perawatan kritis orang dewasa, neonatologi, dan biologi molekuler.
Dalam makalah mereka, para peneliti mencatat bahwa dalam 149 082 kasus Covid-19 positif pertama di AS, 1,7 persen kasus rendah adalah bayi, anak-anak dan remaja di bawah usia 18 tahun. Tiga kematian anak-anak diidentifikasi oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC) pada April 2020.
Selama beberapa bulan, para peneliti yang mempelajari virus ini telah menemukan hubungan penting antara enzim pengonversi 2 Angiotensin, yang disebut ACE2, dan SARS-CoV-2.
ACE2 adalah reseptor (atau pintu) yang memungkinkan virus memasuki sel-sel tubuh. Yang menarik adalah bahwa anak-anak secara alami hadir dengan lebih sedikit ACE2 di paru-paru mereka daripada orang dewasa.
"ACE2 penting untuk masuknya virus dan tampaknya jumlah mereka kurang pada anak-anak, karena mereka meningkat seiring bertambahnya usia," kata Matthew Harting, asisten profesor di Departemen Bedah Anak di McGovern Medical School di UTHealth dan penulis senior makalah ini.
Selain hal di atas, para peneliti juga menjelaskan bahwa sistem kekebalan tubuh anak-anak merespons virus berbeda dari orang dewasa. Intinya, ini meninggalkan peluang lebih kecil untuk penyakit parah pada pasien anak.
Baca Juga: Unik, Pria Ini Masuk Dalam Gelembung Raksasa Agar Aman dari Virus Corona
Berbagai mekanisme menjelaskan perbedaan-perbedaan ini, seperti retensi sel-T pada anak-anak, yang memiliki kemampuan untuk melawan atau membatasi peradangan. Sel-T memiliki respons viral dan juga respons modulator imun.
“Dalam kasus parah pasien dewasa Covid-19, kami telah melihat bahwa sel-T berkurang, sehingga kemampuan untuk melawan virus juga berkurang. Pada anak-anak, sel-T itu tampaknya dipertahankan, sehingga mereka masih dapat mencegah virus, "kata Harry Karmouty-Quintana, asisten profesor di Departemen Biokimia dan Biologi Molekuler di McGovern Medical School, dan rekan penulis penelitian itu.
Karmouty-Quintana berkomentar bahwa pasien dengan tingkat sel T yang lebih tinggi memiliki kadar Interleukin 10 (IL-10) yang lebih tinggi (juga dikenal sebagai faktor penghambat sintesis sitokin manusia). Hal ini merupakan sitokin anti-inflamasi. Anak-anak juga memiliki konsentrasi sel T regulator yang lebih tinggi dalam jaringan paru-paru mereka.
"IL-10 menghambat peradangan komponen lain seperti IL-6 yang merugikan. Orang dewasa cenderung mengalami keadaan hiperinflamasi, di mana anak-anak tidak. Dalam studi praklinis pada tikus, IL-10 juga terbukti menurun dengan bertambahnya usia," jelas Karmouty -Quintana.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
Terkini
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!
-
Jantung Sehat, Hidup Lebih Panjang: Edukasi yang Tak Boleh Ditunda
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!
-
Jantung Sehat di Usia Muda: 5 Kebiasaan yang Wajib Kamu Tahu!