Suara.com - Keramas memang penting tapi beberapa kondisi membuat rutinitas perawatan rambut ini menjadi hal yang tidak sehat.
Ahli dermatologis dari Mount Sinai New York menyatakan bahwa seberapa sering Anda harus keramas tergantung rambut dan aktivitas.
"Itu tergantung pada rambut dan aktivitas Anda," kata ahli dermatologi bersertifikat, Gary Goldenberg, M.D., yang merupakan asisten profesor klinis dermatologi di Sekolah Kedokteran Icahn, Mount Sinai di New York pada Prevention.
"Folikel rambut yang dikelilingi oleh sel-sel kulit dan kelenjar minyak mendorong rambut Anda melalui kulit kepala," jelas Dr. Goldenberg.
Kelenjar-kelenjar minyak tersebut menghasilkan zat yang disebut sebum di mana berperan dalam mengondisikan kesehatan rambut. Namun juga membuat rambut terkesan berminyak.
"Tujuan dari keramas adalah membantu menghilangkan kotoran, minyak, dan produk perawatan rambut dari poros rambut itu sendiri," kata Joshua Zeichner, M.D., direktur penelitian kosmetik dan klinis dalam dermatologi di Rumah Sakit Mount Sinai di New York.
Menurut American Academy of Dermatology (AAD), intensitas keramas harus didasarkan pada banyaknya minyak yang dihasilkan kulit kepala Anda.
Dilansir dari Prevention, secara umum para ahli mengklasifikasikan aturan keramas tanpa mengganggu kesehatan rambut atau kulit kepala, antara lain:
Rambut berminyak
Baca Juga: Jarang Terjadi, Bocah 10 Tahun Alami Luka Bakar Kulit Usai Keramas
Jika memiliki rambut yang cenderung berminyak, Anda bisa keramas setiap hari atau paling tidak dua hari sekali.
Rambut kering dan kasar
Sementara ketika Anda memiliki rambut kering dan kasar, cobalah untuk keramas seminggu sekali.
"Mereka yang memiliki rambut kering dan kasar biasanya tidak perlu keramas terlalu sering karena rambut mereka tidak menghasilkan banyak minyak," kata Dr. Goldenberg.
Rambut normal
Jika memiliki rambut normal, Anda bisa keramas setiap hari atau kapanpun Anda mau.
Berita Terkait
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Golden Period Jadi Kunci, RS Ini Siapkan Layanan Cepat Tangani Stroke
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?