Suara.com - Menyusul mulai dibukanya kembali sekolah-sekolah di wilayah zona kuning dan zona hijau, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mulai mengingatkan berbagai pihak, khususnya orangtua dan pemerintah daerah (pemda) agar berhati-hati akan munculnya klaster baru.
Hal tersebut disampaikan Juru Bicara dan Ketua Tim Pakar Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito melalui siaran virtual bertajuk "Budaya Baru, Agar Pandemi Berlalu" pada Rabu (12/8/2020).
"Pembukaan sekolah ini sudah mulai ada klaster. Perlu diperhatikan, sekolah ini dampak sosialnya rendah, tapi potensi peningkatan kasusnya tinggi," kata Wiku seperti yang Suara.com kutip di Antara.
Lebih lanjut, ia menyebut berbagai pihak harus melakukan sejumlah tahapan sebelum memutuskan untuk membuka kembali sekolah, terlepas sekolah itu berada di zona wilayah kuning maupun hijau.
"Seharusnya ada tahapan prakondisi, timing tepat, prioritas, menghubungi koordinator pusat dan daerah satgas, lalu melakukan evaluasi," ujar dia.
Kesiapan yang harus dilakukan, lanjut Wiku, harus terkoordinasi antarpihak di wilayah dimana sekolah mulai dibuka kembali.
"Pastikan sekolah siap dari pengelolaannya. Orang tua murid setuju (untuk membawa anak bersekolah tatap muka). Lalu dari sisi transportasi menuju sekolah juga jangan ada kerumunan," papar dia.
"Lalu persiapan siswa. Pembukaan sekolah pun harus disiapkan dan dilakukan simulasi secara bertahap. Misalnya dengan (maksimal orang di sekolah) cuma 30 persen, adanya pembagian kelas, dan lainnya," kata Wiku melanjutkan.
Wiku kemudian kembali mengingatkan pemerintah daerah, "Pemerintah daerah harus ambil keputusan dari simulasi tadi. Anak-anak kita adalah aset bangsa. Kita harus lakukan adjustment tanpa membahayakan mereka."
Baca Juga: Obat Kutu Bisa Sembuhkan Covid-19? Simak Fakta Lengkapnya Berikut Ini
Sementara itu, akun Twitter @laporcovid menyebutkan ketika proses belajar mengajar (PBM) tatap muka dimulai, klaster-klaster baru penularan Covid-19 dari sekolah mulai bermunculan.
Berdasarkan tweet @laporcovid, ada beberapa klaster sekolah pasca dibukanya belajar mengajar tatap muka, yaitu klaster sekolah di Tulungagung, Lumajang, Kalimantan Barat, Tegal, Cilegon, Sumedang, dan Pati.
Berita Terkait
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Ustaz Khalid Basalamah Terseret Korupsi Kuota Haji: Uang yang Dikembalikan Sitaan atau Sukarela?
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
Terkini
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan
-
5 Rekomendasi Obat Cacing yang Aman untuk Anak dan Orang Dewasa, Bisa Dibeli di Apotek
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA