Suara.com - Di tengah situasi yang nyaris serba digital, sulit untuk membatasi anak pada akses internet dan konten negatif seperti pornografi. Alhasil banyak orangtua yang sering kecolongan saat anak mengakses konten pornografi.
Tapi, bukan berarti orangtua harus pasrah dan berdiam diri. Ada sejumlah hal yang bisa dilakukan orangtua. Apa saja itu?
Ketua Satgas Perlindungan Anak IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), dr. Eva Devita Harmoniati, Sp.A(K) mengatakan cara terbaik adalah dengan jalur komunikasi yang baik bukan dengan cara keras seperti membentak, langsung mengambil ponsel hingga memukul. Beri tahu anak baik-baik apa yang boleh dan tidak untuk dilakukan.
"Jadi ketika anak sudah mengakses internet dan punya gadget sendiri kita harus dikomunikasikan apa yang boleh dan tidak boleh. 'Kalau ketemu konten orang ciuman atau buka baju', orangtua harus kasih aturan misal jangan lihat lama lama atau dilewati," ujar dr. Eva dalam diskusi IG LIVE, Selasa (18/8/2020).
Aturan dan batasi akses internet dewasa di ponsel anak
Bisa juga dengan membuat aturan, hanya bisa mengakses internet di ruang keluarga, sehingga anak mudah diawasi oleh orangtua. Ini karena hal yang dikhawatirkan anak bersikap aneh sembunyi-sembunyi dan berubah saat bermain ponsel.
"Bisa bertanya 'kamu lagi apa?'. Jadi tidak melepas anak begitu saja dengan gadgetnya. Jadi dibuat aturan di keluarga akses-akses apa yang diperlukan, kapan boleh akses, dimana boleh akses," terangnya.
Dokter yang berpraktik di RSAB Harapan Kita Jakarta Barat itu menyarankan ada baiknya anak diberikan pengertian alasan dibalik pelarangan ia tidak boleh mengakses konten-konten tertentu, termasuk film yang banyak mengandung adegan dewasa. Kata dr. Eva buat sebisa mungkin anak mendapat edukasi seks dari orangtuanya bukan dari orang lain atau malah dari konten pornografi sendiri.
"Orangtua juga bisa mulai membuat setting dari internet yang bisa diakses agar internet yang diakses dalam kontrol orangtua sehingga konten negatif tidak masuk," jelasnya.
Baca Juga: Bikin 9 Video Porno Buat Peras Pacarnya Sendiri, Pemuda Ini Diciduk Polisi
Usia minimal anak bisa menerima konten pornografi
Masa pubertas atau berubahnya hormon di tubuh yang menandakan ia dewasa, dianggap dr. Eva memang sudah bisa menerima konten dewasa.
Tapi dengan syarat orangtua bicara tentang fungsi tubuh, pendidikan biolog saat menstruasi bisa hamil, dan anak lelaki yang sudah mimpi basah punya fungsi seks di tubuhnya, sehingga ia harus bertanggung jawab atas dirinya dan perbuatannya.
"Untuk konten pornografi sebenarnya harus tetap dibatasi di usia itu. Bukan berarti sudah puber boleh nonton porno sedikit. Jadi di sepanjang usia anak harus dibatasi, kalaupun melihat kalau bisa dalam konteks pendidikan. Seperti di pelajaran biologi, bukan untuk hiburan," tutupnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat