Suara.com - Menjelang musim hujan, peningkatan kasus demam berdarah dengue atau DBD merupakan salah satu yang mesti diwaspadai. Tidak jarang penyakit ini menyebabkan kematian.
Demam berdarah, juga dikenal sebagai demam breakbone adalah penyakit yang ditularkan melalui vektor, yang disebabkan oleh empat virus berbeda dan disebarkan oleh nyamuk Aedes betina.
Gejala umum termasuk nyeri otot, tulang dan sendi, ruam, demam tinggi, sakit kepala berdenyut-denyut, muntah, dan rasa mual. Gejala ini dapat berkisar dari ringan hingga berat.
Tapi, yang tidak banyak diketahui bahwa dampak yang ditimbulkan dari penyakit DBD bisa bertahan dalam jangka waktu yang lama. Terlebih tidak ada vaksin atau pengobatan khusus yang tersedia untuk mengobati demam berdarah.
Dokter mungkin menyarankan untuk mengambil banyak cairan untuk menghindari dehidrasi akibat muntah dan demam tinggi. Tetapi penyakit ini merusak kekebalan Anda dan tubuh kita harus menderita beberapa saat setelah pemulihan. Berikut 5 efek samping demam berdarah yang umum terjadi.
Stres dan Kecemasan
Pasien dengan riwayat demam berdarah memiliki gejala kecemasan dan stres yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang lain. Mereka mungkin menderita kondisi kejiwaan dan psikologis yang penting untuk ditangani.
Rambut rontok
Orang-orang yang sedang dalam masa pemulihan dari demam berdarah parah sering mengeluh rambut rontok yang berlebihan. Jenis kerontokan rambut ini bisa bertahan hingga 1-2 bulan setelah infeksi dengue akut.
Baca Juga: Rencana Anggaran Kesehatan 2021 Capai Rp 169,7 Triliun, Ini Kata Komisi IX
Beberapa orang yang terkena demam berdarah juga mengembangkan alopecia (rambut rontok di beberapa bagian kecil) karena obat-obatan, stres metabolik atau hormonal atau infeksi sistemik yang parah.
Kekebalan dan kelemahan
Demam berdarah sangat merusak sistem kekebalan Anda, yang dapat meningkatkan kemungkinan Anda mudah sakit. Orang mungkin juga merasa lemah dan lelah. Penting untuk memiliki pola makan yang seimbang dan melakukan aktivitas fisik agar tetap bugar.
Nyeri sendi
Nyeri otot, tulang, dan persendian adalah gejala umum demam berdarah. Tetapi kadang-kadang tidak segera hilang setelah pemulihan.
Ini disebut sebagai polyarthralgia (nyeri sendi multipel) dan mialgia (nyeri otot), suatu kondisi yang berlangsung selama beberapa hari setelah pemulihan. Apalagi kekurangan vitamin dan mineral membuat kondisinya semakin parah.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis