Suara.com - Kasus infeksi virus corona Covid-19 di seluruh dunia terus meningkat seiring waktu. Tapi, para ahli mengatakan bahwa virus corona Covid-19 semakin melemah dan ini bisa menekan jumlah kematian.
Karena aturan jarak sosial, maka seseorang yang terinfeksi hanya bisa menularkan jejak virus corona yang kurang terkonsentrasi. Hal ini membuat dosis infeksi virus corona lebih rendah atau lebih lemah dari awalnya.
Artinya, orang yang baru terinfeksi virus corona Covid-19 akan mengalami infeksi yang lebih kecil sehingga virus tidak memiliki efek serius, mirip dengan cacar air.
Meski begitu, dokter memperjelas bahwa sifat virus corona Covid-19 sekarang ini masih belum cukup diketahui, mungkinkah itu tergantung pada dosis infeksi atau lainnya.
Tapi sama halnya dengan SARS dan MERS, jumlah penularan virus corona Covid-19 di Inggris mulai mencapai titik terendah 550 per hari pada minggu pertama bulan Juli 2020.
Saat itu, sekitar 150 penderita virus corona dirawat di rumah sakit setiap hari. Sejak Juli 2020, jumlah infeksi baru telah meningkat dengan 1.500 orang dinyatakan positif virus corona minggu lalu.
Tapi, angka kematian pasien virus corona di rumah sakit justru menurun. Saat ini, ada sekitar 450 pasien virus corona di rumah sakit yang berjuang melawan virus corona di Inggris.
"Jika Anda terpapar virus dalam jumlah yang lebih sedikit, lebih sedikit sel dalam tubuh yang terinfeksi. Jadi, ada waktu bagi sistem kekebalan Anda untuk memberikan tanggapan," jelas Dr Elisabetta Groppelli dikutip dari The Sun.
Banyak perbandingan yang telah dikaitkan antara virus corona Covid-19 dan pandemi flu Spanyol tahun 1918. Teorinya bergantung pada dosis infeksi yang mungkin bisa memprediksi anga kejadian di masa mendatang.
Baca Juga: Awas, Kelopak Mata Turun Tanda Komplikasi Virus Corona Covid-19
Dr Groppelli mengatakan usia dan penyakit lain memainkan peran besar. Sedangkan, Profesor Wendy Barclay, kepala Departemen Penyakit Menular di Imperial College London, mengatakan semua kondisi ini berkaitan dengan ukurannya.
"Jika saya harus terinfeksi virus corona Covid-19 sekarang ini, saya ingin dosis infeksi yang sekecil mungkin. Karena itu berarti peluang tubuh saya lebih tinggi untuk mengendalikan infeksi," jelas Dr Groppelli.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kopi & Matcha: Gaya Hidup Modern dengan Sentuhan Promo Spesial
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Breaking News! Keponakan Prabowo Ajukan Pengunduran Diri Sebagai Anggota DPR RI Gerindra, Ada Apa?
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
- Patrick Kluivert Senyum Nih, 3 Sosok Kuat Calon Menpora, Ada Bos Eks Klub Liga 1
Pilihan
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
-
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek
-
Ratapan Nikita Mirzani Nginep di Hotel Prodeo: Implan Pecah Sampai Saraf Leher Geser
-
Emil Audero Jadi Tembok Kokoh Indonesia, Media Italia Sanjung Setinggi Langit
Terkini
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan
-
5 Rekomendasi Obat Cacing yang Aman untuk Anak dan Orang Dewasa, Bisa Dibeli di Apotek
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah