Suara.com - Pada 19 Januari 2020, di awal wabah Covid-19, 67 penumpang Buddha dan seorang pengemudi naik bus di Ningbo, China tidak menyadari risiko jatuh sakit. Kala itu Covid-19 masih sangat baru, tidak ada yang memakai topeng.
Namun beberapa hari kemudian, 24 orang yang berada di dalam bus tersebut jatuh sakit. Demikian seperti dilansir dari Health24.
Sebuah studi baru yang diterbitkan di JAMA Internal Medicine menunjukkan bahwa hanya dibutuhkan satu orang yang terinfeksi virus corona untuk menyebarkan virus ke lebih dari sepertiga penumpang selama perjalanan yang memakan waktu satu jam 40 menit.
Menurut penelitian, orang yang terinfeksi yang naik bus tidak menunjukkan gejala apa pun, tetapi telah melakukan kontak dengan empat orang dari provinsi Hubei, tempat virus menyebar dengan cepat.
Beberapa jam setelah naik bus, orang yang terinfeksi mengalami batuk, menggigil, sakit dan nyeri - dan dinyatakan positif SARS-CoV-2 beberapa hari kemudian. Sementara itu, beberapa penumpang lainnya juga mengalami gejala dan dinyatakan positif.
Insiden ini terjadi di awal wabah ketika pemakaian masker belum diberlakukan. Kasus ini juga menunjukkan dengan jelas bahwa aturan jarak fisik 2m tidak banyak berpengaruh di ruang tertutup dengan ventilasi terbatas seperti bus dan moda transportasi umum lainnya.
Renyi Zhang, seorang profesor ilmu atmosfer dan kimia di Texas A&M, dan seorang ahli tentang dampak aerosol pada kesehatan manusia, menyatakan bahwa penularan melalui udara merupakan faktor penting untuk dipertimbangkan dalam penyebaran virus dan jarak fisik saja tidak cukup untuj perlindungan terhadap virus.
Ini sekali lagi menggambarkan pentingnya memakai masker di depan umum.
"Jika kasus indeks memakai topeng, itu akan menjadi yang paling efektif, karena itu akan menjadi sumber kendali atas orang yang menyebarkannya," kata Scott Weisenberg, direktur medis pengobatan perjalanan di NYU Langone, dan penyakit menular. dokter, setelah melihat penelitian.
Baca Juga: Vaksin Covid-19 tidak Akan Tersebar Luas Sebelum 2021, Kenapa?
Dia menyatakan bahwa hasil penelitian harus diperlakukan dengan hati-hati, dan tidak dengan panik. Karena penelitian tersebut bukan yang pertama menunjukkan bahwa virus dapat menyebar lebih dari 2m di ruang tertutup, dan hanya menegaskan kembali pentingnya memakai masker, jika digabungkan. dengan jarak fisik dan kebersihan tangan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif