Suara.com - Masalah keterlambatan bicara terkadang dialami sebagian anak saat usia balita.
Namun yang seringkali keliru disangka orangtua jika terlambat bicara lantaran kelainan pada pita suara, tenggorokan atau bahkan lidah.
Padahal menurut dokter spesialis THT dr. Abdillah Hasbi, Sp.THT-KL, terlambat bicara juga bisa disebabkan karena adanya masalah pendengaran pada anak.
Menurutnya, pendengaran yang baik jadi modal awal untuk pertumbuhan dan perkembangan anak, termasuk kemampuan berbicara.
"Pentingnya kita menjaga kesehatan telinga karena itu slaah satu modal penting untuk anak bertumbuh dan berkembang," kata Hasbi dalam siaan langsung Instagram bersama AyahBunda, Senin (7/9/2020).
Hasbi menjelaskan, seluruh organ sensoris anak harus dalam kondisi baik selama masa pertumbuhan dan perkembangannya.
"Kemampuan melihat, mencium, mendengar yang nantinya akan mempengaruhi kemampuan bicara akan sangat berpengaruh pada interaksi sosial di sekitarnya," lanjut dokter Hasbi.
Menurutnya, perkembangan bicara anak sangat bergantung pada perkembangan pendengarannya.
Ia mencontohkan, kemampuan berbahasa anak ditentukan dari apa yang diajarkan orangtuanya sejak lahir.
Baca Juga: Hasil Studi: Probiotik Dapat Membantu Anak Obesitas Turunkan Berat Badan
"Itu menjawab kenapa anak yang dibesarkan di daerah berbahasa jawa akan tumbuh dengan bahasa jawa. Anak yang dibesarkan atau orangtua terbiasa berbahasa inggris anaknya juga akan bicara dengan bahasa inggris. Kenapa ada perbedaan? Karena saat mereka lahir dibesarkan dengan bahasa tersebut," paparnya.
Karena itu ia menyampaikan pentingnya menjaga kesehatan saluran THT anak.
Jika masalah pendengaran anak bisa diketahui sejak dini, maka rehabilitasi untuk mengatasi keterlambatan bicaranya juga bisa berlangsung lebih mudah.
Berita Terkait
-
Benarkah Sakit Hati Ditegur Jadi Motif Siswi SD Bunuh Ibu Kandung di Medan?
-
Status Sherly: Ahli Waris Mpok Alpa yang Hilang Jelang Sidang
-
Richelle Skornicki dan Adegan Dewasa di Pernikahan Dini Gen Z: Antara Akting dan Perlindungan Anak
-
MAB Gandeng Solarky untuk Kembangkan Ekosistem Kendaraan Listrik
-
Geger Anak Bunuh Ibu Kandung di Medan, Pelaku Siswi SD Dikenal Ramah dan Berprestasi
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
Terkini
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah