Suara.com - Selain vaksin dan obat, ternyata para ilmuwan juga mengembangkan alat pendeteksi atau tes Covid-19 untuk mempermudah akses masyarakat.
Kali ini, ilmuwan dari University of Illinois Urbana-Champaign telah merancang sebuah tes Covid-19 portabel yang hasilnya dapat muncul di smartphone.
Mereka mengklaim alat ini dapat memperluas akses pengujian terjangkau di wilayah dengan peralatan pengujian virus corona berbasis laboratorium terbatas.
Dalam penelitian mereka yang terbit di Proceedings of the National Academy of Sciences, tim Illinois menjelaskan bagaimana mereka mengembangkan tes prototipe.
Menurut makalah mereka, dilansir Medical News Today, tes tersebut dapat mendeteksi virus SARS-CoV-2 dalam waktu kurang dari 40 menit menggunakan alat pembaca genggam, catridge cetak 3D, dan smartphone.
Dikenal sebagai loop-mediated isothermal amplification (LAMP), para ilmuwan mengembangkan metode pengujian ini 20 tahun lalu dan telah menggunakannya untuk mendeteksi DNA pada tuberkulosis dan malaria.
Baru-baru ini, para ilmuwan mengembangkan RT-LAMP (reverse transcription-LAMP) untuk mendeteksi RNA pada virus, seperti HIV.
Tes ini bekerja dengan memanaskan sampel hingga 65 derajat Celsius, yang akan menonaktifkan virus yang ada. Peneliti kemudian membongkar virus dan mendeteksi urutan genetik yang mengidentifikasi SARS-CoV-2.
Batasan utama metode ini adalah diperlukannya pengembangan kompleks dari empat hingga enam primer yang menargetkan enam hingga delapan wilayah berbeda dari materi genetik virus, dibandingkan dengan dua primer untuk uji RT-PCR, metode pengujian virus corona yang kita jumpai sekarang ini.
Baca Juga: Dokter Ungkap Panduan Komunikasi Pada Lansia di Tengah Pandemi Covid-19
Laporan menunjukkan RT-LAMP kurang sensitif dibandingkan tes PCR tradisional dan tidak dapat mendeteksi virus yang ada pada tingkat rendah.
Terlepas dari keterbatasan ini, peneliti menggunakan metode RT-LAMP karena tidak memerlukan thermocyclers komersial. Thermocyclers memperkuat sampel RNA dan DNA selama teknik PCR.
Cara kerja alat tes
Mereka mendemonstrasikan kelangsungan sistem diagnostik ini dengan menguji 20 tes swab, yang hasilnya dapat mendeteksi 10 di antara positif virus corona.
Kemudian, peneliti menempatkan sampel dalam larutan. Lalu, mereka melisiskan, atau diinkubasi, sebagian sampel pada suhu 95 derajat Celcius selama satu menit.
Setelah itu, mereka memasukkan sampel dan reagen RT-LAMP dalam jarum suntik satu mililiter (ml) serta 5 ml dan menyuntikkan komponen ke dalam cartridge mikrofluida cetak 3D.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- Terbongkar dari Tato! Polisi Tetapkan Pria Lawan Main Lisa Mariana Tersangka Kasus Video Porno
- Buntut Tragedi SMA 72 Jakarta, Pemerintah Ancam Blokir Game Online Seperti PUBG
Pilihan
-
6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
-
Keuangan WIKA 'Berlumur Darah' Imbas Whoosh, Bosnya Pasrah Merugi
-
Respons Berkelas Dean James usai Bikin Gol Spektakuler ke Gawang Feyenoord
-
Pahitnya Niat Baik: Guru Dipecat Karena Kumpulkan Rp20 Ribu untuk Gaji Honorer
-
Pemerintah Mau 'Bebaskan' Reynhard Sinaga, Predator Seksual Terkejam di Sejarah Inggris
Terkini
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar
-
Cara Efektif Mencegah Stunting dan Wasting Lewat Nutrisi yang Tepat untuk Si Kecil
-
Kisah Pasien Kanker Payudara Menyebar ke Tulang, Pilih Berobat Alternatif Dibanding Kemoterapi
-
Pengobatan Kanker dengan Teknologi Nuklir, Benarkah Lebih Aman dari Kemoterapi?
-
Data BPJS Ungkap Kasus DBD 4 Kali Lebih Tinggi dari Laporan Kemenkes, Ada Apa?
-
Camping Lebih dari Sekadar Liburan, Tapi Cara Ampuh Bentuk Karakter Anak