Suara.com - Selama berlangsungnya new normal saat pandemi Covid-19, restoran diimbau untuk mengikuti protokol kesehatan agar pelanggan tetap aman. Mulai dari semua karyawan harus mengenakan masker, membatasi pelanggan yang dine-in hingga rutin menyemprot disinfektan.
Tetapi sebuah studi baru yang diterbitkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat menunjukkan bahwa upaya itu mungkin tidak cukup.
Dilansir dari USA Today, orang dewasa dengan Covid-19 ditemukan dua kali lebih mungkin untuk makan di restoran dalam 14 hari sebelum jatuh sakit daripada mereka yang dites negatif, menurut Laporan Mingguan Morbiditas dan Kematian CDC minggu lalu.
Analisis terbatas pada mereka yang tidak merasa memiliki kontak dekat dengan orang yang juga positif Covid-19, melaporkan diri pergi ke bar atau kedai kopi.
Studi ini melibatkan 314 orang dewasa bergejala yang dites Covid-19 pada Juli di 11 fasilitas perawatan kesehatan di berbagai negara bagian. Dari kelompok itu, 154 pasien dinyatakan positif Covid-19.
Dr Marybeth Sexton, asisten profesor penyakit menular di Emory University School of Medicine, mengatakan ukuran sampel penelitian cukup kecil dan diambil dari negara bagian yang berada dalam berbagai tahap penularan komunitas dan pembukaan kembali bertahap.
Dia juga mengatakan mungkin penting untuk mengetahui apakah restoran-restoran ini mematuhi pedoman dan batasan Covid-19 lokal atau tidak.
Namun, laporan tersebut konsisten dengan data lain dari dinas kesehatan setempat, katanya. Baginya ini merupakan temuan yang sangat penting dan bukan pertama kali.
"Masing-masing negara bagian telah melaporkan dengan pelacakan kontak mereka bahwa sejumlah besar orang telah makan di restoran sebelum jatuh sakit," ujarnya.
Baca Juga: Ngeri! Bocah di Banyumas Ingin Warga yang Tak Pakai Masker Ditembak Kakinya
Makan di restoran atau di luar adalah salah satu aktivitas berisiko tinggi dalam penularan Covid-19, sebab orang harus melepas masker saat makan, kata Paul Biddinger, direktur program Penelitian, Evaluasi, dan Praktik Kesiapsiagaan Darurat di Harvard TH Chan School of Public Health.
Ketika pengunjung memilih untuk makan di restoran atau di luar, mereka harus memperhatikan berbagai risiko terkait penularan Covid-19. Terutama ketika berbagi meja dengan orang di lain yang baru ditemui.
"Saya sangat mengerti kenapa orang-orang ingin sekali berkumpul dengan teman-teman dan kami tentunya ingin bisa mendukung komunitas restoran. Saya pikir orang harus sangat berhati-hati dalam memilih makan," katanya.
Namun demikian, ia tidak berpikir bahwa laporan tersebut secara otomatis memukul rata semua acara makan di restoran atau di luar itu berisiko.
Sebelum laporan itu diterbitkan, CDC telah mengatur kewaspadaan restoran menjadi empat kategori berdasarkan risiko:
- Risiko terendah : Layanan makanan terbatas pada drive-through, pengiriman, take-out, dan penjemputan di sisi jalan.
- Lebih banyak risiko: Drive-through, pengiriman, pengambilan, dan penjemputan di tepi jalan. Tempat makan di tempat terbatas pada tempat duduk outdoor. Kapasitas tempat duduk dikurangi untuk memungkinkan tabel ditempatkan terpisah setidaknya 6 kaki.
- Risiko yang lebih besar : Makan di tempat dengan tempat duduk dalam dan luar ruangan. Kapasitas tempat duduk dikurangi untuk memungkinkan tiap meja memiliki jarak setidaknya 6 kaki.
- Risiko tertinggi : Makan di tempat dengan tempat duduk di dalam dan luar ruangan. Kapasitas tempat duduk tidak berkurang dan meja tidak berjarak setidaknya 6 kaki.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
Terkini
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara