Suara.com - Kanker endometrium pada perempuan bisa dipicu berbagai faktor, mulai dari obesitas, terapi hormonal, hingga masalah menopause. Kanker endometrium adalah kanker paling umum yang menyerang saluran reproduksi perempuan.
Melansir dari Medical Xpress, kanker endometrium adalah kanker yang mulai muncul pada rahim, terutama di dalam lapisan sel yang membentuk lapisan rahim.
"Mayoritas kanker endometrium akan berkembang dan tumbuh sebagai respons terhadap estrogen. Obesitas meningkatkan kadar estrogen, sementara semakin tinggi estrogen, maka semakin besar risiko perempuan mengalami kanker ini," kata Dr. Jamie Bakkum-Gamez, ahli onkologi ginekologi Mayo Clinic.
Faktor risiko lainnya adalah terapi hormon. "Perempuan yang menggunakan terapi penggantian hormon khusus estrogen berisiko lebih tinggi terkena kanker endometrium," kata Dr. Bakkum-Gamez. Ia mencatat rata-rata usia wanita yang didiagnosis dengan kanker endometrium adalah 60 tahun.
"Kondisi medis lain yang mengubah keseimbangan estrogen dan progesteron dalam tubuh juga dapat meningkatkan kemungkinan perempuan terkena kanker endometrium karena fluktuasi keseimbangan hormon dapat menyebabkan perubahan pada endometrium," kata Dr. Bakkum-Gamez.
Perempuan yang didiagnosis dengan sindrom ovarium polikistik dan diabetes, serta mereka yang memiliki tekanan darah tinggi atau kolesterol tinggi juga berisiko terkena kanker endometrium. Selain itu, perempuan yang mengalami menopause pada usia lebih tua juga memiliki risiko tinggi.
Gejala kanker endometrium yang paling umum adalah perdarahan vagina yang tidak normal. Menurut Dokter Bakkum-Gamez, jika perempuan mengalami perdarahan vagina yang tidak normal, seperti pendarahan setelah menopause, pendarahan antar periode menstruasi atau keluarnya darah yang tidak biasa, maka segeralah hubungi dokter.
"Saran saya (untuk mencegah kanker endometrium) cobalah untuk menjaga gaya hidup sehat, termasuk pola makan dan olahraga. Kita tahu bahwa makan dengan baik, olahraga dan menjaga berat badan yang sehat dapat mengurangi resiko semua jenis kanker," kata Dr. Bakkum-Gamez.
Baca Juga: Ruam Kulit Bisa Jadi Tanda Kanker Ovarium, Begini Perbedaannya
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis