Suara.com - Meski bekerja di rumah, working from home (WFH) bisa sangat melelahkan bagi beberapa orang. Terlebih bagi mereka yang usianya sudah tidak muda lagi.
Sebuah penelitian pada 2016 dari University of Melborne, Australia, menemukan bekerja cukup 'membahayakan' kemampuan ingatan dan kecerdasan bagi orang di atas usia 40 tahun.
Penelitian terhadap sekitar 3.000 pria dan 3.500 wanita pekerja paruh baya ini menemukan, meski bekerja hingga 25 jam atau 3 hari 1 jam (dengan 8 jam kerja) per minggu dapat meningkatkan fungsi kognitif, bekerja lebih dari jumlah jam tersebut berdampak negatif pada kemampuan tersebut, baik pada laki-laki maupun perempuan.
Dilansir Body and Soul, studi ini menyoroti budaya bekerja hingga usia pensiun yang terjadi di seluruh dunia adalah hal yang kurang ideal.
"Pedang bermata dua"
Meski banyak pendapat yang mengatakan hal ini bermanfaat untuk menjaga otak tetap terlatij dan bugar, studi tersebut menyamakan pekerjaan dengan "pedang bermata dua".
"(Bekerja) memang bisa merangsang aktivitas otak, tapi di saat yang sama, jam kerja yang panjang dan jenis tugas tertentu bisa menyebabkan kelelahan dan stres yang berpotensi merusak fungsi kognitif," tulis penulis studi.
Hal yang terkadang mengganggu pekerjaan dan lamanya jam kerja dapat menyebabkan stres fisik maupun psikologis.
Stres ini kemudian dapat memengaruhi fungsi kognitif, dan stres kronis, sayangnya, dapat menyebabkan penyakit mental, catat penelitian tersebut.
Baca Juga: Studi: Bicara Dua Bahasa Bisa Tunda Penurunan Kognitif di Usia Tua
Jadi, berapa jumlah jam kerja yang optimal per minggu?
Bekerja hingga 25 hingga 30 jam seminggu untuk laki-laki, dan 22 hingga 27 jam untuk permepuan ditemukan memiliki dampak positif pada fungsi kognitif peserta, berdasarkan hasil tes rentang memori dan disfungsi otak.
Studi ini menemukan bahwa bagi pekerja paruh baya dan kelompok usia yang lebih tua, kerja paruh waktu dapat menjadi signifikan dalam menjaga kesejahteraan dan fungsi kognitif.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Uang Jemaah Disita KPK, Khalid Basalamah Terseret Pusaran Korupsi Haji: Masih Ada di Ustaz Khalid
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 24 September 2025: Kesempatan Dapat Packs, Coin, dan Player OVR 111
- Apa Kabar Janji 50 Juta Per RT di Malang ?
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis