Suara.com - Meski dunia kini masih tengah menghadapi pandemi virus corona, orang-orang di Wuhan, China telah berbondong-bondong untuk pergi ke pesta dan klub malam.
Dilansir dari New York Post bekas episentrum pandemi tersebut belum mencatat kasus virus corona yang tumbuh di dalam negeri sejak Mei.
Foto yang diambil pada hari Jumat, 18 September menunjukkan para pengunjung pesta berdesakan siku-siku di lantai dansa di sebuah disko tanpa nama di ibu kota Hubei.
Banyak yang tidak memakai masker meskipun faktanya sebagian besar klub Tiongkok memposting plakat yang memberi tahu pelanggan untuk melakukannya.
Tampilan itu muncul setelah Wuhan - tempat wabah berasal - dianggap bebas COVID setelah para pejabat menguji 9,9 juta orang.
Kota di China tengah belum melaporkan kasus yang ditularkan secara lokal sejak pertengahan Mei, lebih dari sebulan setelah mencabut kuncian 76 hari yang menghentikan pergerakan 11 juta penduduk Wuhan.
Seiring dengan bisnis dan pabrik, restoran, bioskop, dan ruang karaoke juga telah dibuka kembali untuk kapasitas pra-pandemi, Bloomberg melaporkan. Untuk mencegah gelombang kedua, China telah meluncurkan sistem pelacakan kontak yang mengharuskan warga untuk menunjukkan kode kesehatan sebelum memasuki klub.
Terlepas dari langkah-langkah ketat, upaya pembukaan kembali yang cepat mungkin membuat orang terlena. "Beberapa penduduk telah melepaskan kewaspadaan mereka dan tidak memakai masker saat mereka pergi ke jalan," kata Luo Ping, seorang pejabat pengendalian epidemi di Wuhan.
Sementara itu, foto-foto yang mengganggu dari Agustus menunjukkan ratusan orang yang bersuka ria tanpa topeng berkumpul di taman air Wuhan. Namun, media Pemerintah China berpendapat bahwa peristiwa adalah "tanda kota kembali normal."
Baca Juga: Heboh, Ahli Virologi China Klaim Virus Corona Dibuat di Lab di Wuhan
"Dibukanya kembali Wuhan tidak berarti semuanya jelas, juga bukan berarti tindakan pencegahan dan pengendalian epidemi yang santai (di dalam kota)," kata Luo.
Untungnya, kasus virus corona harian China telah menyusut secara signifikan selama lebih dari sebulan, menurut laporan negara - meskipun beberapa menuduh pemerintah menutupi angka COVID yang sebenarnya di masa lalu.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Dugaan Korupsi Miliaran Rupiah, Kejati DIY Geledah Kantor BUKP Tegalrejo Jogja
-
Fakta-fakta Gangguan MRT Kamis Pagi dan Update Penanganan Terkini
-
5 Mobil Bekas Pintu Geser Ramah Keluarga: Aman, Nyaman untuk Anak dan Lansia
-
5 Mobil Bekas di Bawah 100 Juta Muat hingga 9 Penumpang, Aman Bawa Barang
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
Terkini
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025