Suara.com - Belajar di rumah selama masa pandemi, mau tak mau membuat anak semakin akrab dengan gadget. Pasalnya, semua proses pembelajaran dilakukan secara virtual, baik melalui ponsel maupun laptop. Hal ini tentu membuat para orangtua harus semakin awas, jangan sampai penggunaan gadget jadi berlebihan dan berdampak buruk pada kesehatan mata anak.
Pasalnya, memandang layar komputer, tablet, smartphone, maupun televisi dalam waktu lama bisa membuat mata anak lelah. Sinar radiasi yang dipaparkan oleh gadget secara terus menerus dapat memberikan efek negatif pada mata anak. Terlalu lama menatap perangkat elektronik juga dapat menjadi penyebab utama masalah mata pada anak. Sinar biru bisa menimbulkan masalah yang disebut dengan Digital Eye Strain (DES). Efek yang ditimbulkan DES di antaranya memicu mata kering, iritasi, mata merah, pandangan kabur, kelelahan mata, hingga mata berair.
Lalu, bagaimana cara agar mata anak tetap sehat meski ia harus terus berinteraksi dengan gadget-nya? Momami, produsen Momami Zuper Vision Anti Blue-Light Glasses, kacamata yang menggunakan lensa antiradiasi yang dapat menyerap gelombang mikro frekuensi yang berdampak tidak baik untuk mata, membagikan tips berikut ini melalui siaran pers yang diterima Suara.com.
1. Batasi waktu penggunaan gadget
Untuk anak usia 2–5 tahun, waktu penggunaan gadget adalah tidak lebih dari 1 jam. Sedangkan untuk anak di atas 6 tahun, dapat menggunakan gadget maksimal 2 jam. Mengingat saat ini mayoritas anak bersekolah dari rumah dan belajar menggunakan laptop, maka setelah proses belajar selesai, usahakan agar anak tidak kembali bermain menggunakan gadget.
2. Ajak beraktivitas tanpa gadget
Memang lebih mudah mengajarkan anak belajar atau mengetahui hal baru melalui gadget. Namun hal ini malah akan membuat anak jadi lebih senang beraktivitas menggunakan gadget. Ubah kebiasaan ini dengan mengajak anak membaca buku, mewarnai, atau bermain puzzle untuk mengisi waktu luangnya.
3. Bermain di luar dan pretend play
Bermain di luar ruangan akan membantu anak untuk belajar berinteraksi dengan alam sekitarnya, serta anak-anak lain. Pada saat yang sama, bermain di luar juga akan membantu anak membangun keterampilan motorik kasarnya saat dia berlarian ataupun melalukan beberapa permainan luar ruangan lainnya. Anak-anak pun cenderung menikmati permainan pura-pura, seperti main masak-masakan atau menjadi dokter. Itulah cara terbaik untk melibatkan anak-anak dalam pembelajaran yang menyenangkan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif