Suara.com - Apakah kalian tahu apa obat Remdesivir? PT. Kalbe Farma meluncurkan Covifor atau Remdesivir dan diizinkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sebagai obat virus corona. Berikut ini kumpulan fakta Remdesivir.
Pada hari Kamis (1/10/2020) kemarin, PT. Kalbe Farma mengadakan acara peluncuran Covifor (Remdesivir) yang di impor oleh PT. Amarox Pharma Global, anak perusahaan Hetero Corporate Industrial Estates, Sanath Nagar Hyderabad India. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI telah memberikan izin edar terhadap obat Covifor dari Kalbe Farma tersebut dalam skema izin penggunaan darurat (Emergency Use Authorization/UEA).
BPOM telah menyetujui penggunaan Remdesivir untuk pengobatan pasien virus Corona di Indonesia. Obat ini akan diuji coba terlebih dahulu pada 25 pasien di RS Persahabatan, Jakarta timur.
"Sebagai obat yang memang merupakan salah satu yang masuk kepada protokol pengobatan, tentu saja para dokter bergembira, dan untuk pertama kalinya remdesivir ini akan kita uji cobakan di RS Persahabatan ya, untuk di awal pada 25 pasien," kata dokter paru dari RS Persahabatan, dr Erlina Burhan, MSc, SpP, pada Kamis (1/10/2020).
Agar tidak salah kaprah, Anda harus tahu tentang fakta-fakta seputar Remdesivir berikut ini. Simak baik-baik!
1. Remdesivir Sebagai Obat Ebola
Dikutip dari situs resmi Gilead, pada awalnya Remdesivir merupakan obat dengan aktivitas antivirus yang belum disetujui penggunaannya di manapun di seluruh dunia.
Kemudian dilakukan uji coba terbatas pada MERS (Middle East Respiratory Syndrome) dan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome). Hasilnya menunjukkan adanya kemungkinan dipakai pada COVID-19. Perusahaan farmasi Amerika Serikat, Gilead Sciences Inc, pada awalnya mengembangkan obat ini untuk mengatasi Ebola dan virus Marburg.
2. Remdesivir Dapat Mempersingkat Waktu Pemulihan
Baca Juga: Kalbe Farma Jual Obat untuk Pasien Corona Rp 3 Juta per Dosis
Dikutip dari Fox News, Remdesivir berhasil meningkatkan waktu pemulihan para pasien COVID-19 sebesar 31 persen dalam uji coba yang dipimpin oleh Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular Amerika Serikat (AS). Dalam studi AS tersebut, para pasien yang memenuhi syarat untuk mendapat Remdesivir sebagai obat Corona adalah pasien yang menggunakan ventilasi atau dalam kondisi kritis.
Penggunaan Remdesivir ini diberikan pada pasien COVID-19 dewasa yang memiliki saturasi oksigen kurang dari 94 persen, atau memerlukan tambahan oksigen, dukungan pernapasan, seperti dari ventilator.
3. Remdesivir Digunakan Banyak Negara
Ada banyak negara yang menggunakan Remdesivir ini untuk mengobati pasien COVID-19 termasuk Amerika Serikat. Di antaranya adalah Singapura, Taiwan, Korea Selatan, dan di beberapa negara Eropa.
European Medicines Agency (EMA) mengatakan, bahwa komite produk obat untuk penggunaan manusia (CHMP) telah merekomendasikan obat itu untuk mengobati COVID-19.
Obat ini diberikan pada orang lanjut usia dan remaja di atas 12 tahun dengan pneumonia yang membutuhkan bantuan oksigen.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
- 8 Mobil Kecil Bekas Terkenal Irit BBM dan Nyaman, Terbaik buat Harian
- 7 Rekomendasi Parfum Lokal Aroma Citrus yang Segar, Tahan Lama dan Anti Bau Keringat
- 5 Rekomendasi Moisturizer Korea untuk Mencerahkan Wajah, Bisa Bantu Atasi Flek Hitam
Pilihan
-
Respons Berkelas Dean James usai Bikin Gol Spektakuler ke Gawang Feyenoord
-
Pahitnya Niat Baik: Guru Dipecat Karena Kumpulkan Rp20 Ribu untuk Gaji Honorer
-
Pemerintah Mau 'Bebaskan' Reynhard Sinaga, Predator Seksual Terkejam di Sejarah Inggris
-
Bahlil soal Izin Tambang di Raja Ampat : Barang Ini Ada, Sebelum Saya Ada di Muka Bumi!
-
Berapa Gaji Zinedine Zidane Jika Latih Timnas Indonesia?
Terkini
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar
-
Cara Efektif Mencegah Stunting dan Wasting Lewat Nutrisi yang Tepat untuk Si Kecil
-
Kisah Pasien Kanker Payudara Menyebar ke Tulang, Pilih Berobat Alternatif Dibanding Kemoterapi
-
Pengobatan Kanker dengan Teknologi Nuklir, Benarkah Lebih Aman dari Kemoterapi?
-
Data BPJS Ungkap Kasus DBD 4 Kali Lebih Tinggi dari Laporan Kemenkes, Ada Apa?
-
Camping Lebih dari Sekadar Liburan, Tapi Cara Ampuh Bentuk Karakter Anak
-
Satu-satunya dari Indonesia, Dokter Ini Kupas Potensi DNA Salmon Rejuran S di Forum Dunia
-
Penyakit Jantung Masih Pembunuh Utama, tapi Banyak Kasus Kini Bisa Ditangani Tanpa Operasi Besar