Suara.com - Hewan yang terinfeksi rabies jika menularkan ke manusia bisa berakibat fatal hingga menyebabkan kematian. Bahkan hingga saat ini belum ada obat khusus untuk menyembuhkan infeksi rabies.
Dokter penyakit dalam dr. Shiella Gunawan Sp.PD menyampaikan bahwa pasien rabies biasanya hanya diberikan obat penenang saat menjalani pengobatan.
"Gak ada (obatnya). Jadi paling kita hanya kasih obat seperti penenang, isolasi pasien di ruang khusus, di mana tidak ada cahaya. Obat spesifik rabies tidak ada. Jadi rata-rata kemungkinan 99,9 persen meninggal kalau sudah kena rabies," kata Shiella saat siaran langsung Instagram bersama rumah sakit Mitra Keluarga, Jumat (2/10/2020).
Ia menjelaskan, tindakan medis pertama yang biasanya dilakukan untuk menolong orang yang terinfeksi rabies dengan mencuci luka gigitan atau cakaran hewan dengan sabun dan air mengalir selama 15 menit. Kemudian diberikan antiseptik berupa alkohol 70 persen dan segera dibawa ke fasilitas kesehatan.
Di rumah sakit nantinya pasien harus mendapatkan vaksin beberapa kali untuk mencegah virus makin menyebar ke tubuh.
"Kalau ada orang terkena gigitan anjing atau hewan rabies, tergantung lukanya. Kalau dalam risiko tinggi biasanya diberikan serum imunoglobulin di dekat luka dan sekitarnya. Sisanya kita suntik di bokong langsung berikan vaksin antirabies pada hari ke-0, hari ke-3, 7, 21, dan 28 itu diberikan bareng (dengan serum). Tapi di berikan di area yang berbeda," paparnya.
Meski berisiko fatal, rabies sangat bisa dicegah dengan vaksin pra eksposure, tambah Shiella. Biasanya, vaksin antirabies itu dilakukan oleh orang yang bekerja di laboratorium yang banyak berinteraksi dengan virus, peneliti virus rabies, pekerja di margasatwa, juga dokter hewan.
Hanya saja, ia mengingatkan bahwa vaksin tersebut tidak akan memberikan kekebalan seumur hidup. Sehingga pemberiannya harus diulang beberapa kali.
"Hanya bertahan beberapa bulan paling lama satu tahun. Kalau sudah divaksin harus rutin dicek antibodi setiap enam bulan. Kalau kurang dari setengah harus ditambah lagi. Jadi tidak bisa memberi kekebalan seumur hidup," ucapnya.
Baca Juga: Begini Pertolongan Pertama Pada Orang Cedera
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Catat Prestasi, Tiga Tahun Beruntun REJURAN Indonesia Jadi Top Global Distributor
-
Mengenal UKA, Solusi Canggih Atasi Nyeri Lutut dengan Luka Minimal
-
Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
-
Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
-
Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
-
Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat