Suara.com - Sejak pandemi virus corona terjadi, kita diharuskan memakai masker demi mencegah penularan Covid-19.
Namun, beberapa orang percaya bahwa mamakai masker secara teratur dapat menyebabkan paparan karbon dioksida secara berlebihan dan menimbulkan risiko kesehatan. Benarkah?
Studi terbaru yang terbit dalam Annals of the American Thoracic Society membuktikan bahwa pemakaian masker tidak mungkin menyebabkan paparan berlebihan terhadap karbon dioksida, bahkan pada pasien dengan penyakit paru-paru.
Untuk sampai pada kesimpulan, peneliti menilai masalah dalam perubahan kadar oksigen dan karbon dioksida pada individu sehat serta penderita penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) sebelum dan saat menggunakan masker bedah.
Mengapa kita merasa sesak ketika memakai masker?
Dilansir dari The Health Site, beberapa orang sehat mungkin mengalami dispnea, atau perasaan sesak napas, saat memakai masker. Ini bukan karena perubahan pertukaran gas, tetapi kemungkinan terjadi akibat pembatasan aliran udara.
Dispnea akan sangat terasa ketika kita beraktivitas berat, seperti berjalan cepat di tanjakan. Bisa juga terjadi saat memakai masker yang terlalu ketat.
Solusi untuk masalah ini adalah memperlambat atau melepas masker jika sedang berada pada jarak aman dari orang lain, saran para peneliti.
"Masyarakat seharusnya tidak percaya bahwa masker bisa 'membunuh'," kata penulis studi Michael Campos dari Universitas Miami, PTI.
Baca Juga: Raperda Covid-19, DPRD DKI Minta Dilibatkan Dalam Memperpanjang PSBB
Para pakar di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC US) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan untuk memakai masker bedah atau masker kain dengan setidaknya dua lapisan.
Lebih penting bagi orang dengan penyakit paru-paru untuk memakai masker, sebab mereka akan cenderung sakit parah begitu mereka terinfeksi Covid-19.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
6 Fakta Demo Madagaskar: Bawa Bendera One Piece, Terinspirasi dari Indonesia?
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
Terkini
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!
-
Jantung Sehat, Hidup Lebih Panjang: Edukasi yang Tak Boleh Ditunda
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!