Suara.com - Beberapa orang mungkin suka menggunakan lilin aroma untuk mengharumkan ruangan. Tapi, lilin aroma mungkin memiliki sisi berbahaya yang belum banyak diketahui.
Benda apapun yang mengandung lilin parafin dan dibakar dalam ruangan pasti mengeluarkan banyak partikulat (asap hitam yang berasal dari lilin terbakar).
Menurut ahli paru Dr Sundeep Salvi, asap hitam yang berasal dari lilin yang menyala bisa berdampak buruk bagi kesehatan seseorang, terlepas dari komposisi parfumnya.
Dalam hal ini, bayi, orang lanjut usia yang menderita pneumonia dan masalah pernapasan berisiko tinggi terkena polutan ini.
Partikel 2,5 akan tetap berada di udara lama setelah lilin aroma ini dibakar. Partikel inilah yang akan menimbulkan dampak buruk jika dihirup.
"Menghirup udara yang sangat terkkonsentrasi ini jelas tidak baik untuk anak-anak dan orang tua. Sementara orang yang menderita asma dan bronkitis juga rentan terhadapnya," jelas Dr Sundeep Salvi dikutip dari Times of India.
Sayangnya, banyak orang yang belum memahami dampak berbahaya dari lilin aroma ini. Tapi, penelitian terdahulu ada yang menemukan menghirup udara yang terkontaminasi obat nyamuk bakar selama 6 jam sama dengan merokok 100 batang sehari.
Sementara itu, efek membakar satu batang dupa mirip dengan mengisap 5-15 batang rokok setiap harinya. Tapi, belum ada penelitian yang memeriksa zat dalam lilin aroma ini.
Jika Anda memang terbiasa menggunakan lilin aroma untuk penyegar dan pengharum ruangan, maka gunakanlah lilin yang terbuat dari liin lebah, lilin kelapa dan lilin kedelai.
Baca Juga: Pakai Kulit Mayat, Studi di Jepang Ungkap Lama Virus Corona Bisa Bertahan
Karena, lilin berbahan dasar alami itu bisa memberikan efek menenangkan tanpa membahayakan kesehatan orang yang menghirupnya.
"Lilin kelapa salah satu opsi yang paling baik, tapi memang sulit didapatkan. Sedangkan, kami mencapai titik manis lilin kedelai dan lilin lebah dalam proporsi berbeda. Guna mendapatkan aroma yang pas, kami menggunakan minyak esensial," jelas Anushkha Advani, pengusaha lilin aroma.
Menurut ilmuwan dalam Program Penelitian dan Penyuluhan 1890 di Universitas Negeri SC, paparan jangka panjang terhadap emisi lilin tertentu bisa membahayakan kesehatan dan mengakibatkan kualitas udara dalam ruangan yang buruk.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
Pilihan
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
-
Tekad Besar Putu Panji Usai Timnas Indonesia Tersingkir di Piala Dunia U-17 2025
-
Cek Fakta: Viral Isu Rektor UGM Akui Jokowi Suap Rp100 Miliar untuk Ijazah Palsu, Ini Faktanya
-
Heimir Hallgrimsson 11 12 dengan Patrick Kluivert, PSSI Yakin Rekrut?
-
Pelatih Islandia di Piala Dunia 2018 Masuk Radar PSSI Sebagai Calon Nahkoda Timnas Indonesia
Terkini
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar
-
Cara Efektif Mencegah Stunting dan Wasting Lewat Nutrisi yang Tepat untuk Si Kecil
-
Kisah Pasien Kanker Payudara Menyebar ke Tulang, Pilih Berobat Alternatif Dibanding Kemoterapi
-
Pengobatan Kanker dengan Teknologi Nuklir, Benarkah Lebih Aman dari Kemoterapi?
-
Data BPJS Ungkap Kasus DBD 4 Kali Lebih Tinggi dari Laporan Kemenkes, Ada Apa?
-
Camping Lebih dari Sekadar Liburan, Tapi Cara Ampuh Bentuk Karakter Anak