Suara.com - Pandemi Covid-19 hingga kini masih terus melanda. Jumlah kasus positif pun terus masih terus meningkat.
Berbagai gejala juga dilaporkan oleh para penderitanya. Bahkan, Dokter paru Rumah Sakit (RS) Persahabatan dr. Andika Chandra Putra, PhD, Sp.P, mengatakan Covid-19 merupakan penyakit seribu wajah.
Lalu, apa maksudnya?
Dikutip dari ANTARA, itu karena gejala-gejala yang ditimbulkannya dapat menyerupai penyakit-penyakit lain.
"Jadi terus terang (penyakit) ini membingungkan. Kita sebagai klinisi, sebagai dokter, ini membingungkan," kata Andika.
Meski mulanya disebut sebagai penyakit pernapasan, gejala yang muncul dari Covid-19 bukan hanya pilek, sesak napas dan pneumonia.
Tetapi juga menyerupai gejala penyakit lain seperti mencret, muntah-muntah, mati rasa, cegukan, ruam kulit, mata merah hingga gejala yang menyerupai stroke dan kehilangan kesadaran karena adanya gangguan pada otak.
Andika menjelaskan, munculnya banyak gejala itu karena reseptor Covid-19 tidak hanya terdapat pada saluran pernapasan, tetapi juga saluran pencernaan, saluran mata, saluran pada kulit hingga otak.
Ssehingga menimbulkan gejala pada saluran tempat virus SARS-CoV-2 masuk ke dalam sel inang melalui reseptor Angiotensin Converting Enzyme 2 (ACE).
Baca Juga: Dua Buruh Demonstran di Kepri Reaktif Covid-19 Dievakuasi ke RSKI Galang
"Kita enggak bisa membedakan mencret ini karena infeksi bakteri atau karena jamur atau karena Covid-19. Kita tidak bisa membedakannya secara klinis saja," kata Andika.
Oleh sebab itu, pemeriksaan yang tepat dan akurat menjadi kunci untuk mendiagnosis penyakit yang telah menginfeksi jutaan manusia ini.
"Jadi harus kita lakukan pemeriksaan penunjang. Kemudian kita lanjutkan dengan pemeriksaan PCR untuk memastikan (penyakit) itu Covid-19 atau tidak," katanya.
Selain untuk menghindari kemungkinan penyebaran lebih lanjut, pemeriksaan segera juga penting dilakukan untuk mengurangi dampak kesehatan yang lebih besar pada pasien yang terinfeksi.
"Bayangkan seperti kebakaran. Kalau fire-nya sedikit tentu lebih mudah kita padamkan. Tapi kalau sudah kebakaran besar, tentu agak sulit kita melakukan pemadamannya. Jadi tetap intinya testing itu yang paling penting. Kemudian kita lakukan tracing, baru kita lakukan treatment," kata Andika.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental