Suara.com - Musik biasanya bukan pelajaran utama atau disiplin ilmu yang diajarkan di sekolah. Maka dari itu, musik biasanya menjadi ekstrakurikuler di luar jam sekolah. Orangtua pun bisa mendaftarkan anak les musik di luar sekolah.
Tahukah Anda? Sebuah penelitian menemukan manfaat di balik musik pada anak.
Dilansir dari Medical Daily, penelitian kecil yang diterbitkan dalam jurnal Frontiers in Neuroscience menemukan bahwa musik dapat meningkatkan rentang perhatian anak dan meningkatkan daya ingat.
Di sini para peneliti mengikuti 40 anak, setengahnya memainkan alat musik. Mereka mendapat pelajaran minimal 2 tahun, berlatih minimal 2 jam per minggu, dan bermain di band atau orkestra.
Separuh lainnya, kelompok kontrol, tidak memiliki pelajaran atau praktik formal, selain dari kelas berbasis sekolah.
Dengan menggunakan pencitraan resonansi magnetik fungsional, para peneliti memeriksa aliran darah ke otak melalui gambar saat anak-anak melakukan tes yang mengukur memori dan waktu reaksi mereka.
Mereka tidak menemukan perbedaan antara 2 kelompok dalam hal waktu reaksi. Namun mereka yang memiliki latar belakang musik melakukan tugas ingatan dengan lebih baik secara signifikan.
"Penemuan kami yang paling penting adalah bahwa dua mekanisme berbeda tampaknya mendasari kinerja yang lebih baik dari anak-anak yang terlatih secara musik dalam tugas perhatian dan (memori kerja)," kata penulis utama Leonie Kausel, PhD, pemain biola sekaligus ilmuwan saraf.
Para peneliti bermaksud untuk terus mempelajari bagaimana musik mempengaruhi anak-anak, untuk memeriksa koneksi, dan mungkin untuk melihat apakah musik dapat membantu anak-anak yang memiliki gangguan attention deficit hyperactivity (ADHD).
Baca Juga: Hasil Penelitian: Menulis Tangan Membuat Daya Ingat Lebih Kuat
Meskipun Dr. Kausel percaya bahwa ini membantu anak-anak untuk ingatan atau kinerja mereka, ia melihat musik akan memberi kebahagiaan tersendiri.
"Saya pikir orangtua seharusnya tidak hanya mendaftarkan anak-anak mereka (les musik) karena berharap akan membantu meningkatkan fungsi kognitif mereka, tetapi karena ini juga merupakan aktivitas yang, meskipun sangat menuntut, akan memberi mereka kegembiraan dan kemungkinan untuk belajar bahasa universal," jelasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!