Suara.com - Meski jumlah penderitanya terus meningkat, masih banyak masyarakat yang keliru dalam memahami penyakit hipertensi. Maka tidak heran banyak mitos beredar seputar penyakit tersebut.
Salah satunya ialah soal penyakit hipertensi bisa sembuh. Tapi benarkah hal itu?
Menurut dokter spesialis obstetri dan ginekologi dr. Erwinanto Sp.J(P), seseorang yang telah didiagnosis sakit hipertensi seumur hidup tidak akan bisa sembuh. menjelaskan bahwa tekanan darah hanya bisa dikontrol.
"Masyarakat sering salah pengertian. Sekali hipertensi itu penyakit seumur hidup. Tidak bisa sembuh yang bisa tekanan darahnya terkontrol," kata Erwin dalam webinar bersama Kementerian Kesehatan, Selasa (13/10/2020).
Wakil Ketua Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia (PERHI) itu mengatakan, tak jarang pasien hipertensi keliru mengartikan tekanan darah yang turun dengan kesembuhan. Padahal itu artinya tekanan darah telah terkontrol.
Erwin menjelaskan, tekanan darah akan turun jika pasien hipertensi rutin minum obat selama 8 minggu. Kemudian akan stabil. Tetapi bukan berarti konsumsi obat jadi berhenti karena tekanan darah tetap berpitensi naik seiring pola hidup tidak sehat.
"Pasiwn hipertensi harus minum obat seumur hidup. Obat disesuaikan dengan ttekanan darah dan obat itu bukan racun," tegasnya.
Selain rutin minum obat, pasien hipertensi juga harus selalu mengecek tekanan darah secara berkala. Ia menjelaskan, jika tekanan darah mencapai di atas 140 per 90 mmHg berisiko alami komplikasi penyakit jantung koroner dan stroke.
Setiap kenaikan 20 per 10 mmHg maka berisiko untuk mengalami stroke dan kematian lebih tinggi dua kali lipat dibanding pasien yang tekanan darahnya tidak naik.
Baca Juga: Sakit Kepala atau Sesak Napas Bisa Jadi Tanda Hipertensi Paru
"Hipertensi di populasi Asia lebih banyak menyebabkan stroke daripada jantung. Berbeda di Barat, di mana hipertensi menyebabkan stroke lebih kecil daripada jantung. Sedangkan di Eropa barat baik stroke dan jantung sama banyaknya," tuturnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Roy Suryo Ikut 'Diseret' ke Skandal Pemalsuan Dokumen Pemain Naturalisasi Malaysia
-
Harga Emas Hari Ini: Antam Naik Lagi Jadi Rp 2.338.000, UBS di Pegadaian Cetak Rekor!
-
Puluhan Siswa SD di Agam Diduga Keracunan MBG, Sekda: Dapurnya Sama!
-
Bernardo Tavares Cabut! Krisis Finansial PSM Makassar Tak Kunjung Selesai
-
Ada Adrian Wibowo! Ini Daftar Pemain Timnas Indonesia U-23 Menuju TC SEA Games 2025
Terkini
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!
-
Jantung Sehat, Hidup Lebih Panjang: Edukasi yang Tak Boleh Ditunda
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!