Suara.com - Pentingnya ketersediaan jarum suntik menjadi perhatian khusus, mengingat sejumlah negara hampir menyelesaikan penelitian vaksin Covid-19.
Menyadari hal tersebut, UNICEF, badan PBB yang menyediakan bantuan kemanusiaan untuk anak-anak, mengatakan akan menyediakan sekitar 520 juta jarum suntik menjelang peluncuran vaksin Covid-19.
Pengadaan tersebut merupakan bagian dari dorongan yang lebih luas untuk mengakumulasi 1 miliar jarum suntik sampai 2021 untuk membantu penyaluran vaksin.
"Memvaksinasi dunia melawan Covid-19 akan menjadi salah satu upaya massal terbesar dalam sejarah manusia, dan kami harus bertindak secepat vaksin dapat diproduksi," demikian Direktur Eksekutif UNICEF, Henrietta Fore, melalui pernyataan yang dilansir ANTARA.
"Supaya ke depannya berjalan cepat, maka kami harus bertindak cepat sekarang. Pada akhir tahun ini, kami akan memiliki lebih dari setengah miliar jarum suntik yang disimpan, di tempat mereka cepat didistribusikan dan hemat biaya. Itu sudah cukup menutupi dunia satu setengah kali," tuturnya.
Virus corona telah mengganas di seluruh dunia sejak pertama kali terdeteksi di Kota Wuhan, China, pada Desember lalu.
Hingga saat ini lebih dari 40 juta orang di seluruh dunia terinfeksi Covid-19 dan 1,1 juta lebih lainnya meninggal akibat penyakit tersebut, menurut data Universitas Johns Hopkins yang berbasis di AS.
Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkap negara yang bergabung dalam inisiasi COVAX semakin banyak, demi pemerataan vaksin Covid-19.
Dilansir ANTARA, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus, Senin (19/10), mengatakan 184 negara telah bergabung dengan fasilitas COVAX.
Baca Juga: Prioritaskan Nakes Diberi Vaksin Covid-19, Wagub DKI: Pejabat Belakangan
Program itu akan membiayai vaksin Covid-19 dan menyalurkannya secara merata, baik ke negara kaya maupun miskin.
"Pembagian vaksin yang adil merupakan cara tercepat untuk melindungi masyarakat yang berisiko tinggi, menstabilkan sistem kesehatan serta mendorong pemulihan ekonom global yang sesungguhnya," kata Tedros saat konferensi pers di Jenewa.
Ekuador dan Uruguay menjadi negara terakhir yang baru saja bergabung dalam fasilitas COVAX, katanya.
Berita Terkait
-
Produsen Vaksin Global Bakal Gunakan AI Demi Hadapi Pandemi Berikutnya
-
Pengusaha Vaksin Dunia Kumpul di Bali, Bahas Strategi Jangka Panjang Industri Global
-
Realisasi vaksinasi rabies di Jakarta
-
Setelah Kasus Gigitan Anjing Rabies, Tabanan Evakuasi Anjing Liar
-
Padel dan Kesehatan Mental Gen Z, Olahraga yang Jadi Ruang Healing
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Menjaga Kemurnian Air di Rumah, Kunci Hidup Sehat yang Sering Terlupa
-
Timbangan Bukan Segalanya: Rahasia di Balik Tubuh Bugar Tanpa Obsesi Angka
-
Terobosan Baru Atasi Kebutaan: Obat Faricimab Kurangi Suntikan Mata Hingga 75%!
-
5 Pilihan Obat Batu Ginjal Berbahan Herbal, Aman untuk Kesehatan Ginjal dan Ampuh
-
Catat Prestasi, Tiga Tahun Beruntun REJURAN Indonesia Jadi Top Global Distributor
-
Mengenal UKA, Solusi Canggih Atasi Nyeri Lutut dengan Luka Minimal
-
Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
-
Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli