Suara.com - Data kasus Covid-19 antara pemerintah pusat dengan daerah nampak sering berbeda. Hal ini tentu membuat banyak masyarakat merasa bingung. Seperti kasus data daerah Provinsi Jawa Tengah pada 20 Oktober yang mencatat ada 2.348 orang meninggal dunia. Sementara, data pemerintah pusat hanya menyebut 1.607 orang meninggal dunia di Jawa Tengah. Kenapa bisa terjadi perbedaan data kasus Covid-19 di pusat dan daerah?
Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Oscar Primadi mengatakan, ketidaksesuaian data ini salah satunya disebabkan oleh waktu penginputan yang tidak sama dan bergerak dinamis, sehingga verifikasi dan validasi data berbeda.
Lebih lanjut, dia mengaku bahwa pihaknya pun saat ini memang terus melakukan perbaikan sistem agar ada validasi dan verifikasi untuk pengharmonisasian yang sesuai dengan data dari pemerintah daerah.
“Saat ini perbaikan sistem sudah terbangun. Kita juga sudah punya satu sistem dengan cara yang sama dan bisa dimanfaatkan oleh pemerintah daerah dan pusat,” ujar Oscar dalam diskusi secara virtual, Rabu (21/10/2022).
Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Yulianto Prabowo menambahkan biasanya perbedaan data itu terjadi karena double input data yang menyebabkan data pusat dan pihaknya tidak sama.
“Kami juga menemukan double input data. Dan kami terus melakukan verifikasi dan validasi. Tetapi, perbedaan ini bukan masalah carut marut, dan data ini dinamis dan memang kita perlu mencocokkan,” jelasnya.
Dia pun memastikan ke depan antara data Pemprov Jateng dengan pemerintah pusat tak akan kembali berbeda, karena nantinya terkait variabel pengambilan data tersebut dilakukan dengan sistem yang sama.
“Perbedaan data itu sebenarnya hanya berbeda sementara, karena ya tadi, kasus Covid-19 ini dinamis. Tetapi kami juga sudah beberapa waktu lalu melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat terkait variabel dalam mengambil data untuk saling menyamakan,” tutupnya.
Baca Juga: Lagi, Anak Muda Dituding Jadi Penyebab Peningkatan Kasus Covid-19
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 5 Rekomendasi Bedak Tabur untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Halus dan Segar
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaik November 2025, Cocok Buat PUBG Mobile
-
Ratusan Hewan Ternak Warga Mati Disapu Awan Panas Gunung Semeru, Dampak Erupsi Makin Meluas
-
Profil Victor Hartono: Pewaris Djarum, Dicekal Negara Diduga Kasus Pajak
Terkini
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining