Suara.com - Pembatasan aktivitas sehari-hari telah diterapkan selama pandemi virus corona Covid-19, mulai dari aturan berpergian, menghabiskan waktu di luar ruangan hingga pertemuan dengan banyak orang.
Karena kasus virus corona terus bertambah, pertemuan sosial pun semakin dibatasi hanya diperbolehkan untuk sekelompok kecil orang.
Pertemuan kecil dianggap lebih aman dan setiap orang bisa menerapkan aturan jarak sosial untuk mencegah penyebaran virus corona Covid-19.
Namun dilansir dari Times of India, nyatanya aturan itu mungkin tidak sepenuhnya baik. Kini, para ahli justru memperingatkan bahwa pertemuan kecil pun bisa memicu virus corona Covid-19.
Menurut pendoman CDC terbaru, pembatasan di ruang publik bisa dipantau dengan baik. Tapi, pertemuan di dalam rumah bisa menjadi sumber terbesar penularan virus corona Covid-19.
Pada kondisi ini, otoritas India juga telah memperingatkan masyarakat untuk tidak menganggap enteng kasus virus corona dan tetap mengikuti pedoman kesehatan yang telah disarankan.
Meskipun virus corona Covid-19 pasti membuat perayaan keagamaan dan lainnya sedikit berbeda di tahun ini. Tapi, pertemuan sosial yang besar tidak begitu aman selama pandemi.
Sementara itu, ahli epidemiologi dan ahli medis terkemuka mengatakan tidak jelas hal-hal yang menentukan besar kecilnya kasus virus corona Covid-19.
Tapi, mereka mengatakan bahwa pertemuan yang terdiri dari 5-6 orang (maksimal) dianggap sebagai pertemuan kecil.
Baca Juga: Penularan Virus Corona Bisa Lewat Mata, Begini Gejalanya!
Meski begitu, besar kecilnya risiko penularan virus corona juga bergantung pada ukuran ruangan pertemuan dan ventilasi. Jika ruangan pertemuan memiliki sirkulasi udara buruk, pertemuan kecil pun bisa menyebabkan penyebaran virus corona.
Pada dasaranya, Anda tetap memiliki risiko tertular virus corona Covid-19 jika sering menghadiri pertemuan atau berpergian selama pandemi.
Bahkan pembawa asimtomatik atau penderita virus corona tanpa gejala juga bisa bertindak sebagai penyebar diam ke orang lain.
Selain itu, tindakan sederhana seperti berbicara atau tertawa selama pertemuan juga bisa mendorong penyebaran virus corona. Karena itu, sangat penting untuk memprioritaskan kesehatan fisik selama pandemi.
Apalagi pertemuan sosial sering kali membuat seseorang lalai. Kebanyakan orang justru akan melepas masker ketika mengadakan pertemuan sosial di dalam ruangan.
Padahal Anda disarankan tidak pernah melepaskan masker di ruang tertutup. Bahkan lebih baik mengadakan pertemuan sosial di ruang terbuka.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 5 Rekomendasi Bedak Tabur untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Halus dan Segar
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja