Suara.com - Sejak pandemi virus corona terjadi, banyak musisi yang menghentikan konser untuk menghindari kerumunan banyak orang yang berpotensi memunculkan klaster Covid-19 baru.
Meski banyak yang beralih mengadakan konser virtual, tidak sedikit juga penggemar yang mengaku rindu untuk menonton konser secara langsung.
Seolah angin segar, sebuah studi yang dilakukan oleh peneliti Jerman menunjukkan konser musik yang dilakukan di dalam ruangan atau indoor berisiko kecil menyebarkan virus corona.
"Secara keseluruhan, dampak dari acara pertemuan massal di dalam ruangan terhadap beban infeksi rendah, jika konsep kebersihan diterapkan dan ventilasi yang memadai tersedia," kata penulis studi, dilansir Fox News.
Tim peneliti dari Martin Luther University of Halle-Wittenberg menguji tiga skenario (tanpa batasan, dengan)
batasan sedang, dan dengan batasan yang ketat) dan menggunakan alat pelacakan kontak untuk menilai 'kontak dekat' antar penonton.
Peneliti juga mempelajari distribusi aerosol dan eksposur yang dihasilkan penonton konser.
Konser diadakan pada 22 Agustus kemarin di Arena Leipzig dengan 1.212 peserta, kurang dari target peneliti sebanyak empat ribu. Semua peserta dinyatakan negatif virus corona pada dua hari menjelang acara.
Skenario simulasi dengan batasan ketat (seperti tempat duduk dengan jarak sebuah papan catur atau tempat duduk berpasangan berjarak 1,5 meter dengan lebih banyak pintu masuk arena) menunjukan proses masuk ke ruang konser memberikan peluang besar bagi penonton untuk saling berada dalam jarak dekat.
"Tanpa peningkatan (kasus) yang besar," sambung mereka.
Baca Juga: Longgarkan Pembatasan, Victoria Kembali Catatkan Nol Kasus Virus Corona
Peneliti juga menemukan, meletakkan nozzle jet di dekat sudut atap arena untuk mengalirkan udara ke bawah dapat meningkatkan aliran udara sehingga mengurangi kepadatan aerosol.
"Sistem ventilasi buruk dapat menyebabkan tingkat paparan aerosol yang jauh lebih tinggi dan dengan demikian dapat menyebabkan tingginya jumlah infeksi," lanjut peneliti.
Selain itu, survei yang diberikan kepada peserta menemukan 89 persen dari mereka tidak akan bermasalah dengan pemakaian masker N95.
"Terkadang sedikit membatasi (pernapasan), tetapi mereka dapat membiasakan diri dengan cepat," tulis mereka.
Namun, beberapa ahli mempertanyakan penerapan di kehidupan nyata.
Peneliti juga memperingatkan bahwa studi ini memiliki beberapa keterbatasan, seperti banyak yang tidak diketahui tentang penularan virus corona melalui udara, di antara faktor lainnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- Promo Super Hemat di Superindo, Cek Katalog Promo Sekarang
- Tahu-Tahu Mau Nikah Besok, Perbedaan Usia Amanda Manopo dan Kenny Austin Jadi Sorotan
- 5 Fakta Viral Kakek 74 Tahun Nikahi Gadis 24 Tahun, Maharnya Rp 3 Miliar!
- 7 Fakta Pembunuhan Sadis Dina Oktaviani: Pelaku Rekan Kerja, Terancam Hukuman Mati
Pilihan
-
Cuma Satu Pemain di Skuad Timnas Indonesia Sekarang yang Pernah Bobol Gawang Irak
-
4 Rekomendasi HP Murah dengan MediaTek Dimensity 7300, Performa Gaming Ngebut Mulai dari 2 Jutaan
-
Tarif Transjakarta Naik Imbas Pemangkasan Dana Transfer Pemerintah Pusat?
-
Stop Lakukan Ini! 5 Kebiasaan Buruk yang Diam-diam Menguras Gaji UMR-mu
-
Pelaku Ritel Wajib Tahu Strategi AI dari Indosat untuk Dominasi Pasar
Terkini
-
Toko Roti Online Bohong Soal 'Gluten Free'? Ahli Gizi: Bisa Ancam Nyawa!
-
9.351 Orang Dilatih untuk Selamatkan Nyawa Pasien Jantung, Pecahkan Rekor MURI
-
Edukasi PHBS: Langkah Kecil di Sekolah, Dampak Besar untuk Kesehatan Anak
-
BPA pada Galon Guna Ulang Bahaya bagi Balita, Ini yang Patut Diwaspadai Orangtua
-
Langsung Pasang KB Setelah Menikah, Bisa Bikin Susah Hamil? Ini Kata Dokter
-
Dana Desa Selamatkan Generasi? Kisah Sukses Keluarga SIGAP Atasi Stunting di Daerah
-
Mulai Usia Berapa Anak Boleh Pakai Behel? Ria Ricis Bantah Kabar Moana Pasang Kawat Gigi
-
Varises Mengganggu Penampilan dan Kesehatan? Jangan Panik! Ini Panduan Lengkap Mengatasinya
-
Rahasia Awet Muda Dibongkar! Dokter Indonesia Bakal Kuasai Teknologi Stem Cell Quantum
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?