Suara.com - Penelitian menyarankan diet kaya protein terkait dengan risiko kematian lebih rendah, terutama protein nabati yang termasuk kacang-kacangan dan lentil.
Para ahli menemukan bahwa diet tinggi protein nabati bisa menurunkan risiko kematian dini dan meningkatkan peluang hidup jangka panjang.
Sumber protein nabati yang terbaik ini termasuk kacang-kacangan, lentil, buncis, edamame, dan quinoa. Sedangkan, tahu atau kedelai juga merupakan sumber protein baik.
Lalu, beberapa sayuran seperti brokoli, kacang polong dan bayam bisa membantu berkontribusi pada asupan protein yang dibutuhkan tubuh.
Studi dalam British Medical Journal (BMJ), para ahli telah meninjau 32 studi yang ada tentang diet tinggi protein nabati tersebut.
Selama waktu penelitian 3,5 dan 32 tahun, sekitar 113.039 kematian terjadi yang mana 16.429 di antaranya disebabkan oleh penyakit kardiovaskular dan 22.303 dari 715.128 orang akibat kanker.
Para peneliti pun menemukan bahwa asupan protein total berkaitan dengan risiko kematian 6 persen lebih rendah akibat kondisi apapun. Tapi, pola makan tinggi protein nabati juga berkaitan dengan risiko kematian yang lebih rendah dari semua penyebab secara signifikan.
Para peneliti mengatakan risiko kematian dini akan menurun 8 persen ketika seseorang mengonsumsi protein nabati seperti kacang panggang dibandingkan mereka yang lebih rendah asupan protein nabatinya.
Orang dengan asupan protein nabati tertinggi juga mengalami penurunan risiko kematian 12 persen akibat penyakit kardiovaskular bila dibandingkan dengan mereka yang paling rendah.
Baca Juga: Terinfeksi Virus Corona, Mohamed Salah Alami Gejala Ringan
Studi tersebut menemukan bahwa sebanyak 3 persen asupan energi dari protein nabati sehati berkaitan dengan risiko kematian 5 persen lebih rendah akibat kondisi apapun.
"Asupan protein total yang lebih tinggi dikaitkan dengan risiko yang lebih rendah dari semua penyebab kematian. Sedangkan, asupan protein nabati ini berkaitan dengan risiko yang lebih rendah dari semua penyebab kematian, termasuk kardiovaskular," jelas studi tersebut dikutip dari Mirror UK.
Sementara itu, seseorang yang mengganti asupan protein hewani sehari-harinya dengan protein nabati juga bisa meningkatkan peluang bertahan hidupnya yang lebih lama.
Para ahli yang melakukan penelitian tentang diet tinggi protein nabati ini berasal dari Universitas Harvard di AS dan Universitas Ilmu Kedokteran Tehran di Iran.
Mereka beranggapan protein nabati ini sangat penting karena efek positifnya pada tekanan darah, kolesterol, dan kadar gula darah yang membantu menurunkan risiko penyakit jantung dan diabetes tipe 2.
Para ahli pun meminta lebih banyak penelitian yang diperlukan, meskipun temuan mereka ini sudah sangat mendukung rekomendasi pola makan tinggi protein nabati.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
- Besok Bakal Hoki! Ini 6 Shio yang Dapat Keberuntungan pada 13 November 2025
Pilihan
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
-
SoftBank Sutradara Merger Dua Musuh Bebuyutan GoTo dan Grab
Terkini
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar