Suara.com - Selama pandemi, stres meningkat dan berbagai keluhan fisik dilaporkan. Dalam hal ini, banyak orang yang mengeluhkan mengalami kerontokan rambut lebih parah selama pandemi virus corona Covid-19.
Sayangnya melansir Medicalxpress, kerontokkan rambut tak kunjung teratasi meskipun stres sudah mereda.
"Saya memiliki pasien yang datang baru-baru ini dengan kerontokan rambut terkait stres, yang mengatakan kepada saya bahwa mereka sangat khawatir tentang kematian akibat Covid-19," kata dokter kulit Dr. Ohara Aivaz dari Cedars-Sinai Medical Center di Los Angeles pada Medicalxpress.
"Itu membuat pasien kesal karena stres telah teratasi, namun manifestasi fisik terjadi hingga sekarang," imbuhnya.
Kerontokan rambut yang berhubungan dengan stres memang biasanya terjadi tiga bulan atau lebih setelah peristiwa yang membuat stres. Jika Anda memang mengalami kerontokan rambut, sebaiknya mintalah dokter untuk memeriksa masalah tiroid atau anemia.
"Jika stres adalah penyebabnya, suplemen rambut rontok dan waktu dapat membantu," kata Aivaz.
"Jika Anda menghilangkan pemicunya dan tingkat stres menurun, rambut rontok berhenti dengan sendirinya dan pasien menumbuhkan kembali rambut yang hilang karena folikel mereka masih aktif dan sehat," katanya.
Seiring dengan berkembangnya pandemi, Aivaz dan dokter kulit lainnya juga memiliki lebih banyak pasien yang mencari pengobatan untuk masalah kulit yang disebabkan oleh peningkatan stres.
"Selain rambut rontok, stres dapat memicu timbulnya jerawat, ketombe, dan eksim, terutama di antara orang tua yang lebih rentan terhadap Covid-19 dan mungkin mengkhawatirkan kesehatan dan keuangan mereka," kata Aivaz.
Baca Juga: Efek Berada di Rumah Terlalu Lama, Kulit Kusam hingga Rambut Rontok
Untuk eksim, ia merekomendasikan mandi air hangat sebentar selama 10 menit atau menggunakan sabun bebas pewangi di area yang paling sering terkena (ketiak, selangkangan, kaki).
"Saat kulit benar-benar kering, bahkan sabun lembut pun bisa menghilangkan minyak alami. Jangannya saat sesuatu yang tidak kotor," kata Aivaz.
"Pakai sabun tapu jangan pakai waslap karena dapat mengikis kulit Anda," imbuhnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Bukan Akira Nishino, 2 Calon Pelatih Timnas Indonesia dari Asia
- Diisukan Cerai, Hamish Daud Sempat Ungkap soal Sifat Raisa yang Tak Banyak Orang Tahu
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
Pilihan
-
Makna Mendalam 'Usai di Sini', Viral Lagi karena Gugatan Cerai Raisa ke Hamish Daud
-
Emil Audero Akhirnya Buka Suara: Rasanya Menyakitkan!
-
KDM Sebut Dana Pemda Jabar di Giro, Menkeu Purbaya: Lebih Rugi, BPK Nanti Periksa!
-
Mees Hilgers 'Banting Pintu', Bos FC Twente: Selesai Sudah!
-
Wawancara Kerja Lancar? Kuasai 6 Jurus Ini, Dijamin Bikin Pewawancara Terpukau
Terkini
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan
-
Bikin Anak Jadi Percaya Diri: Pentingnya Ruang Eksplorasi di Era Digital
-
Rahasia Tulang Kuat Sejak Dini, Cegah Osteoporosis di Masa Tua dengan Optimalkan Pertumbuhan!
-
Terobosan Baru! MLPT Gandeng Tsinghua Bentuk Program AI untuk Kesehatan Global