Suara.com - Banyak orang yang berhasil pulih dari virus corona Covid-19 mengalami gejala atau efek samping jangka panjang yang disebut "Long Covid-19".
Kebanyakan pasien yang mengalami Long Covid-19 mengaku merasakan sesak napas, kelelahan kronis dan kabut otak selama berbulan-bulan.
Menurut data dari aplikasi Covid Symptom Studi, para peneliti King's College London telah menganalisis 60 ribu orang di Inggris yang mengalami gejala virus corona jangka panjang.
Sebelumnya, para ahli dari National Institute for Health Research memperingatkan bahwa Covid-19 bukanlah satu kondisi tunggal, tetapi bisa jadi 4 sindrom berbeda yang terjadi bersamaan.
Sekelompok dokter yang terkena Covid-19 pun menyerukan rencana tindakan untuk mengatasi efek kesehatan jangka panjang dari virus corona tersebut.
Sebuah pernyataan yang disetujui oleh 39 dokter mengatakan bahwa gejala jangka panjang virus corona hanya berdampak besar pada sebagian kecil orang.
Claire Hastie, pendiri Grup Sindrom Pasca Covid-19 dilansir dari The Sun, mengatakan ada 172 gejala Covid-19 panjang yang bisa dialami seseorang. Beberapa di antaranya termasuk:
1. Sistem saraf: kejang hebat, gemetar, jari berkedut, sensasi aneh di malam hari, kabut otak, mudah lupa, mati rasa dan kebingungan.
2. Dermatologis: kulit bersisik, gatal, memar, tanda merah di bawah kulit, kulit kering, penuaan kulit dan benjolan aneh di kulit.
Baca Juga: Shanghai: Pasien Virus Corona yang Pulih Punya Kekebalan Terus-menerus
3. Kardiovaskular: jantung berdebar, nyeri jantung, dan palpitasi jantung.
4. Perubahan sensorik: hilang penciuman, perasa dan selera makan, bayangan di sudut mata, tinnitus, telinga berdengung, dan haus berlebihan.
5. Masalah wanita: gangguan siklus haid dan amenore.
6. Perubahan fisiologis: nyeri otot, nyeri punggung bawah, sakit bahu, sakit leher, kelenjar bengkak, rambut rontok dan kram parah.
7. Kesehatan mental: depresi, kecemasan, isolasi, kesendirian, demoralisasi, perasaan sedih dan frustasi.
Seseorang dengan Long Covid-19 juga bisa mengalami gejala berupa inkontinensia urine dan feses di malam maupun siang hari, serta kerontokan rambut.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
Pilihan
-
Pilih Gabung Klub Antah Berantah, Persis Solo Kena Tipu Eks Gelandang Persib?
-
Tema dan Pedoman Peringatan Hari Kesaktian Pancasila 2025
-
Emas Antam Tembus Level Tertinggi Lagi, Hari Ini Dibanderol Rp 2.234.000 per Gram
-
Tata Cara Menaikkan Bendera Setengah Tiang dan Menurunkan Secara Resmi
-
Harga Emas Hari Ini: UBS dan Galeri 24 Naik, Emas Antam Sudah Tembus Rp 2.322.000
Terkini
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!
-
Jantung Sehat di Usia Muda: 5 Kebiasaan yang Wajib Kamu Tahu!
-
Infeksi Silang di Rumah Sakit? Linen Medis Antivirus Ini Jadi Solusi!
-
Golden Period Jadi Kunci, RS Ini Siapkan Layanan Cepat Tangani Stroke
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja