Suara.com - Banyak pasien virus corona Covid-19 yang mengalami gejala atau efek samping jangka panjang setelah dinyatakan pulih.
Seorang wanita dari Sheffield salah satu yang mengalami gejala Covid-19 berkepanjangan menceritakan penderitaannya.
Covid-19 panjang atau Long Covid-19 adalah istilah yang belum diakui secara resmi secara medis, tapi kondisi ini digunakan untuk menggambarkan efek virus corona Covid-19 yang masih ada dan tidak hilang.
Helen Shaw, wanita 43 tahun ini mulai tertular virus corona Covid-9 ketika naik bus pada pertengahan Maret 2020 lalu. Saat itu ia sempat membantu seorang pria yang menderita batuk parah.
Empat hari setelah kejadian itu, Helen mulai mengalami gejala virus corona Covid-19, seperti demam tinggi dan batuk kering persisten.
"Kejadian itu tepat hari Senin dan saya mulai mengalami demam serta batuk pada Jumat," ujar Helen dikutip dari Express.
Selain kedua gejala itu, Helen juga merasa ada tekanan di dada selama beberapa hari, lesu dan sakit. Tapi, kondisinya juga tak terlalu buruk.
Saat tahu dirinya terinfeksi virus corona Covid-19, tapi Helen tetap tidak khawatir. Karena, ia hanya mengembangkan gejala ringan dan kondisi tak terlalu parah.
Namun, kesehatan Helen justru memburuk ketika kondisinya sudah membaik. Tak lama kemudian, ia mulai mengembangkan serangkaian gejala yang tidak biasa.
Baca Juga: Efek Samping Vaksin Pfizer, Relawan Ini Rasakan Gejala Sampai 5 Jam!
Helen mengalami gemetar hebat, kelelahan hingga gusinya mulai berdarah. Lalu, Helen juga mengalami kerontokan rambut dan langsung dilarikan ke rumah sakit dengan dugaan serangan jantung.
"Saya sekarang menghadapi berbagai gejala pada jantung dan paru-paru, saya memiliki ingatan jangka pendek, nyeri saraf, demam, infeksi sinus, tinitus, otot berkedut, masalah lambung, kelelahan dan gejala seperti flu," kata Helen.
Cara mengatasinya
Jika Anda memiliki gejala utama virus corona Covid-19, lakuka tes virus corona segera dan tetap di rumah sampai mendapatkan hasilnya.
Adapun gejala utama virus corona Covid-19 termasuk suhu tinggi, batuk persisten dan kehilangan atau perubahan indra penciuman serta perasa.
"Penting untuk mendapatkan bantuan medis jika gejalanya memburuk," jelas NHS.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
Pilihan
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
Terkini
-
Asam Urat Bisa Datang Diam-Diam, Ini Manfaat Susu Kambing Etawa untuk Pencegahan
-
Kesehatan Gigi Keluarga, Investasi Kecil dengan Dampak Besar
-
Fakta Super Flu, Dipicu Virus Influenza A H3N2 'Meledak' Jangkit Jutaan Orang
-
Gigi Goyang Saat Dewasa? Waspada! Ini Bukan Sekadar Tanda Biasa, Tapi Peringatan Serius dari Tubuh
-
Bali Menguat sebagai Pusat Wellness Asia, Standar Global Kesehatan Kian Jadi Kebutuhan
-
Susu Creamy Ala Hokkaido Tanpa Drama Perut: Solusi Nikmat buat yang Intoleransi Laktosa
-
Tak Melambat di Usia Lanjut, Rahasia The Siu Siu yang Tetap Aktif dan Bergerak
-
Rahasia Sendi Kuat di Usia Muda: Ini Nutrisi Wajib yang Perlu Dikonsumsi Sekarang
-
Ketika Anak Muda Jadi Garda Depan Pencegahan Penyakit Tak Menular
-
GTM pada Anak Tak Boleh Dianggap Sepele, Ini Langkah Orang Tua untuk Membantu Nafsu Makan