Suara.com - Kebanyakan orang cenderung fokus pada penyakit umum, seperti pilek atau flu dan batuk selama musim dingin. Padahal ada masalah kesehatan lain yang bisa menjadi lebih buruk ketika musim dingin, salah satunya tiroid.
Gejala umum hipotiroidisme adalah metabolisme yang lama dan membuat pasien tiroid peka terhadap cuaca dingin. Pada musim dingin pula, hormon perangsang tiroid (TSH) orang juga meningkat.
Tingkat TSH yang tinggi berarti bahwa kelenjar tiroid tidak memenuhi kebutuhan hormon tubuh. Orang yang tidak memiliki riwayat masalah tiroid pun juga bisa mengalami lonjakan TSH di musim dingin.
Selain meningkatkan TSH, musim dingin juga bisa memperparah depresi yang merupakan masalah umum lain terkait dengan hipotiroidisme.
Karena itu dilansir dari Times of India, seseorang dengan masalah kesehatan ini harus mengelola tingkat hormon tiroid dan gejalanya ketika pergantian musim.
1. Periksakan tingkat hormon Anda
Prosedur ini sangat penting dilakukan setiap 2-3 bulan atau setidaknya setiap kali selama transisi musiman. Dalam cuaca dingin, kebutuhan tubuh kita akan hormon tiroid meningkat yang tidak dipenuhi secara alami oleh kelenjar tiroid.
2. Berjemur di bawah matahari
Pada musim dingin sekarang ini, banyak orang lebih sering berada di dalam ruangan yang membuat gejala depresi semakin parah. Tapi, berjemur di bawah sinar matahari meningkatkan tingkat serotonin dan membantu mengatasi Seasonal Affective Disorder (SAD).
Baca Juga: Ilmuwan Temukan 2 Jenis Virus Corona di Kelelawar yang Dibekukan
Berjemur di bawah sinar matahari 20 hingga 30 menit setiap hari bisa membantu menangkal kelelahan dan depresi.
3. Konsumsi makanan termogenik
Cobalah perbanyak konsumsi makanan termogenik selama musim dingin. Makanan ini menghasilkan panas dalam tubuh saat dicerna dan membantu tubuh tetap hangat.
Paprika, alpukat, lemak jenuh dari daging dan mentega serta minyak kelapa adalah beberapa makanan termogenik yang juga membantu menurunkan berat badan.
4. Gerakan tubuh
Suhu dingin mestinya tidak menjadi alasan untuk berhenti olahraga. Khusus pasien tiroid, olahraga setiap hari selama 30-40 menit sangat penting untuk menjaga metabolisme tubuhnya dan mengendalikan gejalanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
Terkini
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara