Suara.com - Untuk pertama kalinya, 'kerabat dekat' virus corona jenis baru ditemukan di luar China. Ilmuwan telah menemukan dua virus pada kelelawar beku dan kotoran kelelawar yang disimpan di laboratorium Kamboja dan Jepang.
Karena kasus SARS-CoV-2 terus menyebar di seluruh dunia, ilmuwan tidak berhenti berburu asal muasal patogen. Dengan 'perburuan' ini, ilmuwan dapat membantu memecah misteri bagaimana virus menular dari kelelawar ke manusia.
Dilansir dari Live Science, peneliti menemukan dua kelelawar tapal kuda Shamel (R. shameli), yang ditangkap dan dibekukan sejak 2010 silam.
Sekarang, peneliti harus mengurutkan seluruh genom virus baru, yang kemungkinan berisi sekitar 30.000 pasangan basa, untuk mengetahui dengan tepat seberapa dekat hubungan virus baru tersebut dengan SARS-CoV-2.
Sejauh ini, tim telah mengurutkan sekitar 70% genom, tetapi gen penting masih perlu dianalisis, termasuk yang berisi memberi 'instruksi' membangun protein lonjakan yang memungkinkan virus masuk ke dalam sel.
Virus corona jenis lain dari kelelawar RaTG13, yang disebut kerabat terdekat SARS-CoV-2 hingga kini, berbagi 96% genomnya dengan virus penyebab Covid-19 ini.
Jadi jika virus yang baru ditemukan ini, setidaknya, 97% mirip dengan SARS-CoV-2, maka akan menggantikan posisi RaTG13.
"Sedangkan jika virus 99% serupa, virus yang baru ditemukan ini mungkin merupakan nenek moyang langsung dari SARS-CoV-2," jelas Aaron Irving, seorang peneliti penyakit menular di Universitas Zhejiang di Hangzhou, China.
Apakah virus yang ditemukan di Kamboja dapat menginfeksi sel manusia masih menjadi misteri.
Baca Juga: Cegah Covid, FKG Usakti dan Alsun Suksesindo Bangun Ruangan Khusus
Sedangkan virus corona yang ditemukan di Jepang ternyata hanya berbagi sekitar 81% genomnya dengan SARS-CoV-2, menurut studi yang terbit di jurnal Emerging Infectious Diseases pada Senin (2/11/2020).
Virus yang dinamai Rc-o319 ini tidak dapat memasuki sel manusia menggunakan reseptor yang sama dengan yang dipakai SARS-CoV-2.
Mengungkap virus corona baru pada kelelawar tapal kuda dapat memberikan petunjuk tentang bagaimana SARS-CoV-2 membuat lompatan ke manusia, serta membantu mengantisipasi pandemi di masa depan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda