Suara.com - Vaksin Oxford-Astrazeneca adalah salah satu vaksin Covid-19 paling menarik dan menjanjikan yang saat ini ada. Uji coba fase III vaksin itu juga akan segera berakhir.
Sesuai studi observasi awal, vaksin tersebut membawa kemanjuran vaksin 70 persen, yang diharapkan akan meningkat ketika ada lebih banyak data dari uji coba.
Meski ada banyak kabar positif yang dihasilkan oleh vaksin, ada juga banyak keraguan tentang vaksin yang semakin meningkat. Dari bahan kimia, dan bahan yang digunakan di dalamnya, banyak orang yang skeptis tentang penggunaan vaksin.
Banyak rumor dan teori juga beredar di internet. Sekarang, ada juga beberapa klaim yang beredar di internet, yang menunjukkan bahwa vaksin tersebut menggunakan 'janin laki-laki yang diaborsi' dalam pembuatannya.
Menurut halaman media sosial, 'We are vaxxed', yang mendukung gerakan melawan vaksinasi, sebuah video menunjukkan bagaimana vaksin AZD-1222 mengandung kultur sel tertentu yang diekstraksi dari jaringan paru-paru yang diperoleh dari janin 14 minggu.
Bagian dari video itu berbunyi, "DIKONFIRMASI- janin laki-laki diaborsi dalam vaksin Covid 19,". Videonya sendiri telah dihapus dari internet sekarang.
Versi lain dari video tersebut juga menunjukkan 'penelitian' medis yang dilakukan oleh salah satu narator untuk mendukung klaim tersebut.
Video ini telah dilihat lebih dari satu juta kali dan telah dibagikan oleh lebih dari 1,00,000 orang di internet.
Tapi, apakah itu benar? Dilasir dari Times of India, meski vaksin menggunakan bahan-bahan khusus, yang terkadang sulit didapat, tidak ada vaksin yang menggunakan bagian tubuh manusia, apalagi janin bayi yang diaborsi.
Baca Juga: Erick Thohir: Peserta BPJS Kesehatan PBI Juga Dapat Vaksin Covid-19 Gratis
Bukan hanya itu, klaim narator tentang vaksin yang menggunakan jalur sel tertentu juga bohong besar. Menurut para ahli, vaksin dibuat menggunakan versi kloning dari sel manusia, yang merupakan proses umum yang tidak melukai atau membahayakan manusia.
Beberapa jalur sel yang digunakan dalam pembuatan vaksin Oxford juga telah digunakan untuk mengembangkan vaksin hepatitis, cacar air dan campak yang berhasil secara luas, yang telah digunakan selama bertahun-tahun dan tidak memberikan efek samping.
Juru bicara Oxford-Astrazeneca juga mengkonfirmasi kepada kantor berita internasional, Politifact bahwa vaksin eksperimental tidak menggunakan garis sel MRC-5, seperti yang disarankan oleh anti-vaxxers dalam video tersebut.
Faktanya, apa yang lebih menarik untuk diketahui adalah bahwa vaksin Oxford telah dikembangkan menggunakan strain virus penyebab flu biasa yang dimodifikasi dan sebagian besar tradisional dan 'aman' untuk digunakan.
Setelah inokulasi, itu akan 'melatih' sistem kekebalan kita untuk dengan mudah mengidentifikasi sel-sel yang mungkin telah terinfeksi oleh virus corona baru.
Oleh karena itu, kita harus menghentikan rumor atau mitos yang menyesatkan yang menghambat tujuan vaksinasi. Keraguan vaksin juga akan menambah ketakutan kita dan membuat pertempuran kita melawan Covid-19 menjadi lebih lama.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar
-
Cara Efektif Mencegah Stunting dan Wasting Lewat Nutrisi yang Tepat untuk Si Kecil
-
Kisah Pasien Kanker Payudara Menyebar ke Tulang, Pilih Berobat Alternatif Dibanding Kemoterapi