Suara.com - Pejabat China menceritakan perjuangan menutup pasar ikan Huanan di Wuhan, saat Covid-19 belum merajalela di bulan Januari.
Dilansir ANTARA, Kepala Epidemiologi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular China (CCDC) Wu Zunyou, mengungkapkan terjadinya perselisihan pendapat terkait penutupan pasar ikan Huanan di Wuhan pada 1 Januari 2020 sebagai momentum berjangkitnya COVID-19 sebelum menjadi pandemi.
Para pakar dari Beijing dan Wuhan berdebat sengit soal apakah pasar ikan Huanan itu ditutup atau tidak. Mereka akhirnya mencapai kesepakatan dalam waktu kurang dari 12 jam, demikian Wu dikutip Global Times.
Pada 31 Desember 2019, di Wuhan telah teridentifikasi 27 kasus infeksi yang berkaitan dengan pasar ikan dan hewan Huanan, yang luasnya tujuh kali lapangan sepak bola.
Pada 1 Januari 2020 tengah malam, akhirnya pasar yang dianggap sebagai tempat munculnya inang COVID-19 tersebut ditutup.
Wu menggambarkan bagaimana para pakar berargumentasi dan bagaimana keputusan tersebut dibuat pada Rabu (1/1) tengah malam.
Sebelumnya para pakar dari Wuhan, sebut Wu, tidak mau menutup pasar tersebut karena mereka khawatir dituding menciptakan kegaduhan.
Menenangkan beberapa pihak pada saat itu tidaklah mudah, apalagi tidak ada bukti kuat yang melatarbelakangi penutupan tersebut.
Perdebatan disebutkan terus berlangsung hingga pukul 04.00 waktu setempat (03.00 WIB) pada 1 Januari itu.
Baca Juga: China Geram, Baca Tulisan Paus Fransiskus Soal Muslim Uighur yang Malang
Kemudian Liang Wannian, seorang pejabat di Komisi Kesehatan Nasional China (NHC), menelepon dan mengatakan bahwa mereka harus bisa membuat keputusan penutupan melalui pola pikir dari bawah.
"Kita bisa tutup sekarang juga. Kalau salah, kita bisa buka lagi. Tapi kalau tidak ditutup, kita bisa kehilangan kesempatan,” ungkap Wu menirukan ucapan Liang pada saat itu.
"Penutupan pasar pada akhirnya menentukan skala epidemi COVID-19 di Wuhan," ujar Wu.
Kemudian pada 23 Januari 2020, semua akses keluar-masuk Wuhan ditutup total (lockdown) setelah terdapat lebih dari seribu orang mengalami gejala pneumonia berat yang sama.
Sejak saat itu hingga status lockdown Wuhan dicabut pada 8 April 2020, sejumlah pejabat termasuk pengurus Partai Komunis China (CPC) di semua tingkatan di Provinsi Hubei dan Kota Wuhan dipecat.
Saat ini, Wuhan dianggap sebagai tempat yang relatif lebih terkendali dari COVID-19 dibandingkan beberapa kota lain di China.
Berita Terkait
- 
            
              Ekonom Bongkar Strategi Perang Harga China, Rupanya Karena Upah Buruh Murah dan Dumping
 - 
            
              Sinopsis Speed and Love, Drama China Terbaru Esther Yu dan He Yu di iQiyi
 - 
            
              3 Fakta Pertemuan Xi Jinping-Trump: China dan AS 'Mesra', Perang Dagang Berakhir Damai?
 - 
            
              KPK Usut Korupsi, Penumpang Whoosh Justru Melonjak! Apa yang Terjadi?
 - 
            
              KCIC Pastikan Isu Dugaan Korupsi Whoosh Tak Pengaruhi Jumlah Penumpang
 
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
 - 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
 - Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
 - 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
 - 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
 
Pilihan
- 
            
              Harga Emas Hari Ini di Pegadaian Kompak Stagnan, Tapi Antam Masih Belum Tersedia
 - 
            
              Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
 - 
            
              Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
 - 
            
              5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
 - 
            
              Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
 
Terkini
- 
            
              Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
 - 
            
              Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
 - 
            
              Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
 - 
            
              Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
 - 
            
              Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
 - 
            
              Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
 - 
            
              Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
 - 
            
              Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara
 - 
            
              Jangan Abaikan! SADANIS: Kunci Selamatkan Diri dari Kanker Payudara yang Sering Terlewat
 - 
            
              Langkah Krusial Buat Semua Perempuan, Gerakan Nasional Deteksi Dini Kanker Payudara Diluncurkan