Suara.com - Diabetes tipe 2 salah satu penyakit yang jarang menunjukkan gejala jelas di awal. Tapi, salah satu tanda Anda memiliki kadar gula darah tinggi dan diabetes tipe 2 adalah polidipsia.
Polidipsia adalah istilah yang digunakan untuk rasa haus berlebihan yang merupakan salah satu gejala awal diabetes tipe 2.
Gejala ini biasanya juga disertai dengan kekeringan sementara waktu atau berkepanjangan pada mulut. Tapi, Anda juga belum tentu menderita diabetes tipe 2 bila sering merasa haus.
Karena, dehidrasi juga bisa dikaitkan dengan ebberapa faktor. Jika Anda merasa haus sepanjang waktu dan tetap berlanjut setelah Anda minum, itu bisa menjadi pertanda masalah kesehatan.
Peningkatan rasa haus pada penderita diabetes terkadang bisa mengindikasikan gula darah tinggi dan tidak.
Adapun tanda-tanda lain kadar gula darah tinggi dilansir dari Express, antara lain:
- Sering buang air kecil
- Kelelahan
- Penglihatan kabur
- Penurunan berat badan yang tak disengaja
- Infeksi berulang, seperti sariawan, infeksi kandung kemih dan infeksi kulit
- Nyeri perut
- Merasa sedang sakit dan nafas berbau buah
Menurut NHS, Anda harus menemui dokter jika memiliki salah satu gejala diabetes tipe 2 di atas atau sudah memiliki salah satu faktor risiko.
"Anda mungkin membutuhkan tes darah di pusat kesehatan setempat. Semakin dini diabetes didiagnosis maka semakin cepat pengobatan dimulai dan lebih baik," jelas NHS.
Cara mengatasi gejala diabetes
Baca Juga: Benarkah Vitamin dan Mineral Bisa Cegah Virus Corona?
Kunci untuk mengendalikan diabetes tipe 2 dan mencegah risiko komplikasi lebih lanjut adalah menstabilkan kadar gula darah.
Dalam hal ini, diet memainkan peran kunci dalam mengelola kadar gula darah karena asupan karbohidrat yang bertanggung jawab atas lonjakan kadar gula darah.
Karbohidrat dipecah menjadi gula darah (glukosa) relatif cepat. Karena itu, karbohidrat memiliki efek yang lebih nyata pada kadar gula darah.
Karbohidrat kompleks adalah pilihan yang lebih aman daripada karbohidrat sederhana karena memerlukan waktu lebih lama untuk dicerna, yang berarti dampaknya secara langsung lebih kecil.
Anda harus mengacu pada indeks glikemik (GI) untuk menghindari penyebab terburuknya. GI adalah sistem peringkat untuk makanan yang mengandung karbohidrat.
GI ini menunjukkan seberapa cepat setiap makanan mempengaruhi kadar gula darah (glukosa) saat makanan itu dikonsumsi. Makanan karbohidrat yang dipecah oleh tubuh akan menyebabkan peningkatan glukosa darah secara cepat.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Skechers, Tanpa Tali untuk Jalan Kaki Lansia
- 9 Sepatu Puma yang Diskon di Sports Station, Harga Mulai Rp300 Ribuan
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- 5 Sepatu New Balance yang Diskon 50% di Foot Locker Sambut Akhir Tahun
Pilihan
-
In This Economy: Banyolan Gen Z Hadapi Anomali Biaya Hidup di Sepanjang 2025
-
Ramalan Menkeu Purbaya soal IHSG Tembus 9.000 di Akhir Tahun Gagal Total
-
Tor Monitor! Ini Daftar Saham IPO Paling Gacor di 2025
-
Daftar Saham IPO Paling Boncos di 2025
-
4 HP Snapdragon Paling Murah Terbaru 2025 Mulai Harga 2 Jutaan, Cocok untuk Daily Driver
Terkini
-
Pakar Ungkap Cara Memilih Popok Bayi yang Sesuai dengan Fase Pertumbuhannya
-
Waspada Super Flu Subclade K, Siapa Kelompok Paling Rentan? Ini Kata Ahli
-
Asam Urat Bisa Datang Diam-Diam, Ini Manfaat Susu Kambing Etawa untuk Pencegahan
-
Kesehatan Gigi Keluarga, Investasi Kecil dengan Dampak Besar
-
Fakta Super Flu, Dipicu Virus Influenza A H3N2 'Meledak' Jangkit Jutaan Orang
-
Gigi Goyang Saat Dewasa? Waspada! Ini Bukan Sekadar Tanda Biasa, Tapi Peringatan Serius dari Tubuh
-
Bali Menguat sebagai Pusat Wellness Asia, Standar Global Kesehatan Kian Jadi Kebutuhan
-
Susu Creamy Ala Hokkaido Tanpa Drama Perut: Solusi Nikmat buat yang Intoleransi Laktosa
-
Tak Melambat di Usia Lanjut, Rahasia The Siu Siu yang Tetap Aktif dan Bergerak
-
Rahasia Sendi Kuat di Usia Muda: Ini Nutrisi Wajib yang Perlu Dikonsumsi Sekarang