Suara.com - Badan Kesehatan Dunia (WHO) memprediksi akan ada kenaikan jumlah penyandang diabetes melitus di Indonesia pada 2030 mendatang. Dari 8,4 juta pada 2000, menjadi sekitar 21,3 juta pada 2030.
Sedangkan International Diabetes Foundation (IDF) memprediksi akan ada kenaikan jumlah penyandang diabets di Indonesia dari 9,1 juta pada 2014 menjadi 14,1 juta pada 2035.
Menurut buku Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia 2015 oleh Perkumpulan Endokrinologi Indonesia, penyakit ini sangat berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia.
Menurut laman Diabetes Australia, diabetes tipe 2 adalah kondisi progresif di mana tubuh menjadi resisten terhadap efek normal insulin. Bisa juga karena secara bertahap tubuh kehilangan kapasitas untuk memproduksi cukup insulin di pankreas.
Namun, sebenarnya belum diketahui apa penyebab pasti diabetes tipe 2. Namun penyakit ini dikaitkan dengan faktor risiko gaya hidup yang dapat diubah.
Penyakit ini berkembang dalam jangka waktu yang lama, bahkan hingga tahunan.
Selama periode waktu ini resistensi insulin dimulai, di sinilah insulin semakin tidak efektif dalam mengatur kadar glukosa darah.
Sebagai akibat dari resistensi insulin ini, pankreas merespons dengan memproduksi insulin dalam jumlah banyak untuk mencoba dan mencapai beberapa derajat pengelolaan kadar glukosa darah.
Karena produksi insulin berlebih terjadi dalam jangka waktu yang sangat lama, sel-sel penghasil insulin di pankreas habis dengan sendirinya.
Baca Juga: Ini Olahraga Terbaik untuk Kontrol Kadar Gula Darah pada Pasien Diabetes
Sehingga pada saat seseorang didiagnosis dengan diabetes tipe 2, mereka telah kehilangan 50 hingga 70% sel penghasil insulin mereka.
Ini berarti diabetes tipe 2 adalah kombinasi insulin yang tidak efektif dan tidak cukup insulin.
Awalnya, diabetes tipe 2 seringkali dapat dikelola dengan makan sehat dan aktivitas fisik yang teratur. Seiring waktu, kebanyakan penderita diabetes tipe 2 juga membutuhkan tablet dan banyak yang pada akhirnya membutuhkan insulin.
Diabetes diturunkan dalam keluarga. Jika Anda memiliki anggota keluarga yang menderita diabetes, Anda memiliki kecenderungan genetik terhadap kondisi tersebut.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Skechers, Tanpa Tali untuk Jalan Kaki Lansia
- 9 Sepatu Puma yang Diskon di Sports Station, Harga Mulai Rp300 Ribuan
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- 5 Sepatu New Balance yang Diskon 50% di Foot Locker Sambut Akhir Tahun
Pilihan
-
In This Economy: Banyolan Gen Z Hadapi Anomali Biaya Hidup di Sepanjang 2025
-
Ramalan Menkeu Purbaya soal IHSG Tembus 9.000 di Akhir Tahun Gagal Total
-
Tor Monitor! Ini Daftar Saham IPO Paling Gacor di 2025
-
Daftar Saham IPO Paling Boncos di 2025
-
4 HP Snapdragon Paling Murah Terbaru 2025 Mulai Harga 2 Jutaan, Cocok untuk Daily Driver
Terkini
-
Pakar Ungkap Cara Memilih Popok Bayi yang Sesuai dengan Fase Pertumbuhannya
-
Waspada Super Flu Subclade K, Siapa Kelompok Paling Rentan? Ini Kata Ahli
-
Asam Urat Bisa Datang Diam-Diam, Ini Manfaat Susu Kambing Etawa untuk Pencegahan
-
Kesehatan Gigi Keluarga, Investasi Kecil dengan Dampak Besar
-
Fakta Super Flu, Dipicu Virus Influenza A H3N2 'Meledak' Jangkit Jutaan Orang
-
Gigi Goyang Saat Dewasa? Waspada! Ini Bukan Sekadar Tanda Biasa, Tapi Peringatan Serius dari Tubuh
-
Bali Menguat sebagai Pusat Wellness Asia, Standar Global Kesehatan Kian Jadi Kebutuhan
-
Susu Creamy Ala Hokkaido Tanpa Drama Perut: Solusi Nikmat buat yang Intoleransi Laktosa
-
Tak Melambat di Usia Lanjut, Rahasia The Siu Siu yang Tetap Aktif dan Bergerak
-
Rahasia Sendi Kuat di Usia Muda: Ini Nutrisi Wajib yang Perlu Dikonsumsi Sekarang