Suara.com - Banyak wanita tidak memperhatikan siklus menstruasinya, kecuali ketika merencanakan kehamilan. Padahal memperhatikan siklus menstruasi membantu Anda memahami perubahan suasana hati, fluktuasi berat badan dan tingkat energi.
Siklus menstruasi terdiri dari dua siklus yang tumpang tindih, yakni satu di ovarium dan satu lagi di rahim. Otak akan mengirimkan sinyal kimiawi melalui aliran darah ke ovarium dan rahim untuk menjaga siklus tetap bekerja.
Proses ini adalah cara tubuh mempersiapkan kehamilan setiap bulan dan menstruasi hanyalah fase pertama dari siklus menstruasi Anda. Siklus menstruasi ini dimulai dari hari Anda mulai menstruasi dan berakhir saat menstruasi berikutnya.
Siklus menstruasi biasanya antara 24 dan 38 hari, tapi durasi ini bervariasi dari siklus ke siklus dan orang ke orang. Bagian pertama dari siklus Anda adalah menstruasi.
Menstruasi ini terjadi ketika tubuh menyadari bahwa Anda tidak hamil dan lapisan rahim terlepas.
Pada kondisi ini, kadar estrogen dan progesteron rendah sehingga Anda mungkin mengalami kenaikan berat badan, penurunan gairah seks, perubahan suasana hati, depresi, kram, nyeri punggung bawah, sakit kepala dan gejala lainnya.
Umumnya dilansir dari Express, menstruasi berlangsung antara 3 sampai 8 hari. Tapi, kebanyakan orang menstruasi selama 5 hari.
Berikutnya adalah fase folikuler yang terjadi dari awal menstruasi hingga ovulasi, ketika ada beberapa yang tumpang tindih dengan fase menstruasi.
Otak memberi tahu ovarium untuk menyiapkan sel telur agar dilepaskan ke rahim, fase ini berlangsung antara 10 dan 22 hari.
Baca Juga: Pakai Vaksin Pfizer, Inggris Laksanakan Vaksinasi Virus Corona Hari Ini
Sekitar 5 hingga 20 kantung kecil berisi telur yang belum matang diproduksi, tapi hanya telur yang paling sehat yang akan matang.
Fase proliferasi terjadi dari akhir periode hingga ovulasi, tumpang tindih dengan fase folikuler. Telur yang matang akan menyebabkan peningkatan estrogen dan memicu lapisan rahim menebal.
Di tengah siklus, inilah waktunya untuk ovulasi. Peningkatan kadar estrogen akan menyebabkan kelenjar pituitari melepaskan hormon yang memulai ovulasi.
Kondisi ini cenderung terjadi sekitar 13 hingga 15 hari sebelum periode menstruasi berikutnya. Ketika sel telur matang dilepaskan dari ovarium ke tuba falopi menuju rahim, maka telur sudah siap dibuahi sperma.
Fase ovulasi adalah satu-satunya momen Anda bisa hamil selama siklus menstruasi. Ovulasi hanya berlangsung sekitar 24 jam dan setelah itu telur akan mati atau larut jika tak dibuahi.
Karena sperma bisa bertahan hidup sampai 5 hari, maka kehamilan bisa terjadi jika seora wanita berhubungan seks hingga 5 hari sebelum ovulasi.
Berita Terkait
-
Menstruasi Tidak Teratur? Ini Tanda PCOS yang Perempuan Wajib Kenali!
-
Tak Sekadar Mood Swing, Ini 4 Fase Perempuan yang Perlu Kamu Tahu!
-
Boleh Cuti Haid, Asal Ada Bukti: Kenapa Hak Perempuan Harus Diverifikasi?
-
Nggak Perlu Obat! 6 Pose Yoga Ini Bikin Nyeri Haid Hilang dan Perut Gak Kram
-
Tips Edukasi Kesehatan Reproduksi dan Menstruasi untuk Remaja Sehat dan Percaya Diri
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis