Suara.com - Mengatur pola makan anak penting dilakukan. Selain untuk memastikan anak mendapatkan gizi yang cukup, juga untuk menjaga jangan sampai asupan gula anak berlebihan, karena ini bisa menyebabkan obesitas.
"Jadi sesungguhnya kalau obesitas itu kelebihan energi (termasuk dari gula), itu menyeluruh komprehensif, dari semua makanan terjadi deposit energi, jadi itu anak obesitas," ujar dr. Rita Ramayulis DCN, M.Kes dalam Talk Show Bebelac, Jumat (11/12/2020).
Ahli gizi itu mengatakan bahwa asupan gula yang tinggi pada makanan anak juga bisa menganggu keseimbangan jumlah bakteri baik (mikrobiota) dan bakteri jahat (patogen) di dalam sistem pencernaan anak. Gula yang berlebih bisa jadi sumber makanan patogen di usus untuk berkembang biak, sehingga patogen lebih banyak jumlahnya dibanding mikrobiota atau bakteri baik.
"Jadi kan kita sepakat untuk kesehatan happy tummy (pencernaan baik), kita menjaga mikrobiota 80 persen dan patogennya 20 persen. Coba bayangkan anak mendapatkan gula tinggi, gula ini jadi makanan si patogen ini. Patogen berkembang biak lalu menekan jumlah mikrobiota, dan terjadilah gangguan pencernaan," jelad dr. Rita
Gula juga ada beragam jenisnya, yang jika mengacu pada penjelasan organisasi kesehatan dunia atau WHO, gula adalah karbohirat sederhana yang mudah dicerna seperti glukosa, fruktosa, dan sukrosa.
Glukosa biasanya sejenis gula yang bisa dialirkan dalam darah, disimpan sebagai cadangan bisa di otot atau di hati. Karena mengalir di darah itulah mengapa glukosa disebut sebagai gula darah.
Fruktosa adalah sejenis gula yang biasa ada dalam buah, atau gula alami. Gula jenis ini juga tidak mengalir dalam darah, itulah kenapa meski memakan buah dengan fruktosa, kadar gula dalam darah tidak akan meningkat.
Sedangkan sukrosa adalah jenis gula yang paling sulit dipecah dan diolah tubuh, karena untuk bisa diolah ia harus lebih dulu diubah menjadi glukosa ataupun fruktosa.
Lalu bagaimana dengan laktosa pada susu yang disebut membuat orang mudah gemuk?
Baca Juga: Kurangi Asupan Gula Harian, Ikuti 5 Cara yang Paling Mudah ini!
"Laktosa itu kadar gula yang terikat pada susu, dan dia tidak masuk definisi gula yang dijelaskan oleh WHO, gula yang menyebabkan mikro patogen naik itu yang definisi tadi seperti gula pasir, gula aren, termasuk konsentrat buah itu bagian dari gula," tutup dr. Rita.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!