Suara.com - Belum banyak orang yang mengetahui jika penyakit diabetes mellitus atau yang biasa disebut DM berisiko menyebabkan kebutaan pada penderitanya. Untuk itulah, Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia atau PERDAMI menggelar kampanye Fight Against Blindness from Diabetes yang diisi dengan pemeriksaan mata terhadap 10.000 pasien diabetes di beberapa kota besar Indonesia.
"Selain screening di sejumlah puskesmas, klinik, dan rumah sakit, kami juga mengedukasi pasien dan juga masyarakat luas mengenai risiko buta akibat diabetes mellitus. Kampanye ini bersinambung dengan semangat peringatan Hari Penglihatan Dunia pada 14 Oktober lalu dan Hari Diabetes Sedunia pada 14 November,” jelas Ketua PERDAMI dr. M Sidik, SpM(K), saat konferensi pers virtual, Jumat (11/12/2020).
Risiko gangguan mata hingga kebutaan akibat diabetes disebut retinopati diabetik, yaitu kondisi saat kadar darah yang tinggi merusak pembuluh darah di retina mata.
Retinopati diabetik disebabkan karena pankreas yang tidak mampu memproduksi cukup insulin atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif. Padahal insulin adalah hormon yang mengatur keseimbangan kadar gula darah.
Maka setelah retinopati diabetik terjadi, pembuluh darah akan bocor sehingga muncul bintik-bintik perdarahan di retina. Hal ini menyebabkan penglihatan kabur hingga terjadi kebutaan.
Kebutaan merupakan 3 terbesar dari komplikasi yang disebabkan diabetes. Sebaliknya, diabetes merupakan penyebab kebutaan terbesar ke-5 di dunia.
"Kampanye ini pun semakin penting agar dapat membantu para penderita diabetes agar tetap menjaga kesehatan selama pandemi Covid-19, di mana kondisi tubuh lebih rentan karena harus lebih banyak berdiam diri di rumah dan memiliki keterbatasan ruang gerak,” terang dr. Sidik.
Mirisnya, Prof. Dr. Arief S Kartasasmita, SpM(K), PhD menemukan jika kerusakan mata sering tidak dirasakan gejalanya oleh penderita di fase awal. Hal ini membuat pasien malah datang dalam keadaan penyakitnya sudah lanjut atau parah.
"Dan perlu diingat kondisi ini akan bersifat permanen apabila tidak segera ditangani dengan tepat," papar Prof. Arief.
Baca Juga: Ini Pengetahuan yang Dibutuhkan Oleh Caregiver Pasien Diabetes
Seharusnya, kata Prof. Arief, pandemi bukan jadi halangan pasien diabetes untuk datang berkonsultasi dengan dokter mata, dan melakukan pemeriksaan rutin sambil menjalankan protokol 3M memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.
"Hal ini perlu dilakukan guna memastikan penyakitnya tetap terkendali serta mengantisipasi kemungkinan terjadinya perburukan penglihatan," jelasnya.
Sedangkan, berdasarkan hasil survei Rapid Assessment of Avoidable Blindness (RAAB) yang dilakukan oleh PERDAMI dalam kurun 2014 hingga 2016, sebanyak delapan juta orang mengalami gangguan penglihatan, 1,6 juta menderita kebutaan, dan 6,4 juta menderita gangguan penglihatan skala sedang hingga berat.
Terakhir menurut WHO, setidaknya 2,2 miliar orang secara global memiliki gangguan penglihatan atau kebutaan. Sekitar 1 miliar orang diantaranya memiliki gangguan penglihatan yang sebenarnya bisa dicegah atau belum ditangani, dan 3 juta orang memiliki gangguan penglihatan atau buta akibat retinopati diabetik.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
Pilihan
-
Cek Fakta: Viral Klaim Pigai soal Papua Biarkan Mereka Merdeka, Benarkah?
-
Ranking FIFA Terbaru: Timnas Indonesia Makin Pepet Malaysia Usai Kena Sanksi
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
Terkini
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental